Kamis 01 Feb 2018 14:45 WIB

ITS Buka Departemen Baru untuk Cetak Aktuaris Berkualitas

SDM di bidang aktuaria masih sangat terbatas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuka departemen baru yang bernama aktuaria. Dibukanya departemen baru ini dimaksudkan untuk menjawab tingginya kebutuhan tenaga aktuaris (ahli matematika dalam perusahaan asuransi) di Indonesia. Terlebih, institusi pendidikan yang membuka bidang pendidikan aktuaria masih minim, sehingga menyebabkan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang tersebut terbatas.

Kepala Laboratorium Statistika Ekonomi, Finansial dan Aktuaria, Mohamad Atok memgaku, pembentukan departemen aktuaria ini juga sesuai dengan instruksi Menteri Pendidikan Nasional RI pada tahun 2012. Dengan persiapan yang matang, terhitung mulai tahun 2018 ini ITS resmi membuka Departemen Aktuaria.

"Pendirian departemen aktuaria di ITS ini untuk membantu pemenuhan kebutuhan tenaga aktuaria yang masih sangat jarang di Indonesia," kata Mohamad Atok di Surabaya, Kamis (1/2).

Menurut dosen Departemen Statistika ITS ini, semakin banyaknya perusahaan dan pusat bisnis yang berkembang di Indonesia, membuat kebutuhan akan tenaga profesional yang mampu mengaplikasikan ilmu keuangan dan teori statistika di dunia bisnis kian meningkat. Di sisi lain, meningkatnya kebutuhan tersebut tidak didukung oleh jumlah sumber daya manusia yang memadai.

Mengingat, tidak ada satupun perguruan tinggi negeri di Indonesia yang memiliki progam studi atau departemen yang sesuai dengan bidang tersebut. Maka, pada tahun 2012 Menteri Pendidikan Nasional saat itu menginstruksikan pada lima perguruan tinggi negeri favorit di Indonesia untuk mendirikan departemen aktuaria.

"Kelima perguruan tinggi itu ITB, IPB, UGM, ITS dan satu lagi UI. Namun tahun 2016 lalu baru IPB yang sudah membuka (departemen) aktuaria," ujar Atok.

Atok mengatakan, ITS sendiri memerlukan waktu selama dua tahun untuk menyiapkan berdirinya departemen aktuaria ini. Salah satu progam yang digodok untuk mendukung berdirinya progam studi aktuaria adalah memberikan pembekalan pada para dosen statistika. Para dosen tersebut disiapkan untuk mengajar ilmu aktuaria nantinya.

"Selain itu, untuk menyukseskan progam studi baru ini, ITS juga bekerja sama dengan Universitas Waterloo di Kanada," kata Atok.

Pria berkacamata ini menjelaskan, 70 persen ilmu aktuaria juga dipelajari di statistika. Yang membedakannya hanyalah bahwa ilmu aktuaria selain membahas suatu peluang, juga menghitung risikonya.

Atok berharap, pada tahun 2018 ini, departemen aktuaria ITS sudah bisa membuka pendaftaran melalui jalur SNMPTN, SBMPTN dan pendaftaran Program Kemitraan dan Mandiri (PKM). Ditargetkan total mahasiswa yang akan diterima dari ketiga jalur tersebut sebanyak 60 mahasiswa.

Ke depannya, setelah dibukanya Departemen Aktuaria ini diharapkan juga akan memberi manfaat besar serta mampu memenuhi tingginya permintaan tenaga aktuaris di pasar bisnis Indonesia. Sebab selama ini, pemenuhan tenaga aktuaris di Indonesia masih banyak diisi dari luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement