Rabu 11 May 2016 15:13 WIB

Distribusi Fakultas Kedokteran Terlalu Ngumpul di Jawa

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Jumat (27/6)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Jumat (27/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permasalahan dokter dan fakultas kedokteran masih menjadi hal yang perlu didiskusikan bersama demi mendapatkan jalan keluar. Terlebih lagi perihal distribusinya yang dianggap tidak merata di seluruh daerah di Indonesia.

“Dokter dan fakultas kedokteran terlalu ngumpul di Pulau Jawa,” kata Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Bambang Supriyatno dalam Forum Stakeholder Perlindungan Konsumen bertemakan 'Perlindungan Konsumen di Jasa Pendidikan Kedokteran', Rabu (11/5).

Berkenaan dengan tidak meratanya dokter, Bambang mengungkapkan, memang banyak dokter yang lebih memilih ditempatkan di kota termasuk di Pulau Jawa. Sebab, tidak hanya kenyamanan yang didapatkan tapi fasilitas juga.

Menurut Bambang, di 10 provinsi malah dianggap sudah terpenuhi ketersediaan dokternya. Dengan kata lain, sudah ada yang memenuhi rasio ideal antara dokter dan masyarakat yang berkisar 1: 2500. Sebagai informasi, registrasi tenaga medis terutama dokter Indonesia per 23 April 2016 sebanyak 171.592 orang.

Sementara ihwal distribusi fakultas kedokteran, Bambang mengatakan, Pulau Maluku hanya memiliki satu FK. Kemudian wilayah Papua mempunyai dua FK di perguruan yang berstatus negeri. Di sisi lain seperti Jawa bahkan bisa memiliki lebih dari 10 FK, baik swasta maupun negeri.

Bambang juga mengkritisi adanya delapan FK yang beberapa waktu lalu diberi izin oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). “Kalau buka FK baru ini untuk pemerataan distribusi, jelas gak cocok,” kata Guru Besar Universitas Indonesia.

Menurut dia, KKI hanya merekomendasikan tiga FK di antara delapan fakultas itu. Bambang menyebutkan, dua di antara delapan FK yang telah diresmikan itu berbasis di Surabaya. Kemudian terdapat pula satu FK yang berada di Malang dan Semarang.

Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir  sempat mengatakan, penghentian sementara atau moratorium pembukaan program studi kedokteran hanya berlaku untuk universitas di Pulau Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement