Jumat 16 Oct 2015 12:03 WIB

Duh, Satwa Liar Susah Dapat 'Jodoh' Gara-Gara Kebakaran Hutan

Pakar Satwa Liar Institut Pertanian Bogor (IPB) Ani Mardiastuti
Foto: IPB
Pakar Satwa Liar Institut Pertanian Bogor (IPB) Ani Mardiastuti

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-- Kebakaran hutan  dan lahan tidak hanya merugikan manusia, tapi juga terhadap kelangsungan hidup satwa liar. Pakar Satwa Liar Institut Pertanian Bogor (IPB) Ani Mardiastuti mengatakan satwa liat bisa terbakar api dan kekurangan oksigen akibat menghirup asap pembakaran.

“Kita bisa menjumpai bangkai  serangga, kucing hutan, ayam hutan, landak, trenggiling dan  sebagainya di sekitar area kebakaran. Bahkan pernah dijumpai bangkai orang utan terbakar di pohon,” ujar dia.

Tak hanya itu, kebakaran hutan juga menyebabkan hilangnya habitat asli satwa liar sehingga mereka tidak mempunyai tempat tinggal lagi, menderita kelaparan dan kehausan. Kalau pun bisa selamat dari kabakaran hutan, kata dia, satwa liar merasa terancam hidupnya. Satwa liar yang masih selamat bisa dibunuh  karena manusia takut atau dengan alasan mencuri persediaan makanan.

“Karena takut manusia membunuh harimau, babi rusa, gajah atau satwa lainnya yang mencari makanan di wilayah pemukiman," katanya.

Staf Pengajar Departemen Konservasi  Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB ini mengatakan jika satwa liar masih bisa bertahan hidup dari kebakaran hutan dan lahan, mereka sulit mencari jodoh atau pasangan. Ujung-ujungnya, satwa liar tersebut punah karena tidak bisa meneruskan keturunannya. Ani mencontohkan populasi harimau Sumatera yang dulu jumlahnya ribuan, beberapa tahun terakhir populasinya menurun menjadi 400-500 saja.

Ditambah dengan adanya kebakaran hutan di Jambi, Riau dan Sumatera Selatan, jumlah populasinya kian menurun. Sebab, hutan-hutan yang wilayah tersebut adalah habitat harimau Sumatera, disamping Propinsi Aceh. Namun, menurut dia, setidaknya Indonesia masih bisa berharap pada Propinsi Aceh yang kebakarannya sedikit. Di sana juga merupakan habitat asli harimau Sumatera.

Menurut Ani, satwa liar mempunyai manfaat yang tidak bisa dipandang remeh. Satwa liar berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem alam. Jika populasinya menurun, keseimbangan alam pasti terganggu. Beberapa hewan seperti serangga dan kelelawar berfungsi sebagai polenator  atau membantu proses penyerbukan  tanaman. Dengan kepunahan hewan tersebut dikhawatirkan produksi pangan turun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement