Sabtu 11 Jul 2015 16:27 WIB

Berbahaya Dosen Boleh Mengajar Semua Mata Kuliah

Rep: dyah ratna meta novi/ Red: Taufik Rachman
Rektor Uhamkan Prof Dr Suyatno
Rektor Uhamkan Prof Dr Suyatno

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (UHAMKA), Profesor Suyatno mengatakan, saat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan pada akhir 2015 mendatang maka akan banyak dosen asing yang  masuk ke Indonesia.

"Makanya perguruan tinggi harus bersikap selektif terhadap hadirnya para dosen asing. Kami tak khawatir dengan masuknya dosen asing ke Indonesia karena UHAMKA punya sistem seleksi tersendiri," kata Suyatno di Jakarta, Sabtu, (11/7).

Dosen asing tidak boleh mengajar mata kuliah agama, kewiraan, bahasa Indonesia, dan filsafat. Dosen asing hanya diperbolehkan mengajar bidang yang Indonesia masih lemah seperti engineering. "Ini untuk memastikan dosen asing benar-benar mentransfer ilmu pengetahuan yang Indonesia masih lemah," ujar Suyatno.

Mata kuliah agama, terang dia, tak boleh diajarkan oleh dosen asing sebab agama itu  sangat ideologis.  Apalagi Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim sering kecolongan dengan masuknya  berbagai paham yang tak sesuai dengan Islam.

"Negara Islam kita memang besar namun kenyataannya belum kokoh betul. Makanya dosen agama harus diajarkan oleh orang Indonesia bukan dosen asing."

Kalau semua mata kuliah dibebaskan diajar oleh dosen asing bisa berbahaya. "Kita tidak tertutup dengan asing namun juga harus memproteksi diri dengan baik, kalau tidak selektif itu berbahaya."

Makanya, terang dia, semua perguruan tinggi harus  selektif, dalam menerima dosen asing. "Jangan hanya karena bule langsung diterima."

Perguruan tinggi di Indonesia boleh bersikap terbuka namun harus tetap  ada koridor yang betul-betul dijaga. UHAMKA saat ini tak memiliki dosen asing, namun hanya dosen tamu saja dari Jepang yang mengajar bahasa Jepang dan dari India yang mengajar bahasa Inggris

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement