Jumat 20 Feb 2015 15:44 WIB

Penelitian di Kampus Baru Tahap Publikasi

Rep: c75/ Red: Dwi Murdaningsih
Menristek Dikti Moh  Nasir (kiri) menyimak penjelasan Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksa Mahmud, H M Aksa Mahmud.
Foto: dok.bosowa
Menristek Dikti Moh Nasir (kiri) menyimak penjelasan Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksa Mahmud, H M Aksa Mahmud.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Mohamad Nasir mengungkapkan index inovasi pendidikan di tahun 2015 masih rendah. Berdasarkan rangking dunia, index inovasi di Indonesia berada diurutan ke 30 dunia. 

“Masih begitu rendah, oleh karena itu target kami di tahun 2019 meningkat menjadi no ke 26 dunia,” ujarnya saat acara ramah tamah di Universitas Mataram, Jumat (20/2). 

Selain itu, ia menuturkan, rata-rata tenaga kerja berkualitas yang melakukan riset masih berada di rangking ke 61 dunia sehingga persaingan terbilang berat. Oleh karena itu, diperlukan dorongan dalam meningkatkan riset. Pasalnya, tenaga kerja yang terampil dan inovasi bisa dicapai dengan didukung riset yang baik. 

“Riset di perguruan tinggi masih tahap publikasi, baik riset dasar, terapan dan prototype padahal tenaga kerja yang terampil dan inovasi bisa tercapai dengan dukungan riset yang baik,” katanya.

Menurutnya, sesuai dengan RPJMN tahun 2015-2019, tantangan Indonesia ke depan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Agar ke depan, masyarakat bisa meningkatkan daya saing. Sehingga, dua faktor penunjang meningkatkan daya saing bangsa adalah tenaga kerja yang terampil dan inovasi. 

“Tenaga kerja yang terampil atau berkualitas harus dihasilkan dari pendidikan tinggi. Maka pendidikan tinggi harus mencapai kebutuhan pasar sesuai kemampuan masing-masing studi,” ungkapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement