Rabu 24 Sep 2014 10:38 WIB

Lestarikan Budaya, UI Gelar 'Wayang Goes To Campus'

Rep: Elba Damhuri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pertunjukan wayang kulit (ilustrasi)
Foto: Antara/Septianda Perdana
Pertunjukan wayang kulit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai wujud komitmen dalam upaya melestarikan kebudayaan tradisional,  Universitas Indonesia (UI) melalui Komunitas Wayang UI kembali menggelar acara bertajuk Wayang Goes to Campus 2014 (WGTC). Acara ini akan berlangsung pada 23-27 September 2014 bertempat di Balairung UI kampus Depok.

Sejalan dengan eforia peralihan kepemimpinan nasional, WGTC 2014 kali ini mengusung tema "Wayang dan Kepemimpinan”. Penampilan ini disajikan dalam berbagai kegiatan pertunjukan di antaranya pertunjukan wayang kulit, wayang orang, wayang golek, wayang Potehi dan wayang Tavip serta  pameran, sarasehan, workshop dan bazaar.

Dalang kondang seperti Ki Manteb Soedharsono, Ki Begug Poernomosidi serta dalang cilik De Tira (Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip) turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

"Pada Sarasehan Wayang akan memaparkan topik Wayang dalam konteks ke-Indonesiaan dan Wayang dan Ketahanan Nasional," kata Kepala Kantor Komunikasi UI Farida Haryoko dalam siaran persnya, Rabu (24/9).

Di area bazaar dan workshop, selain menghadirkan berbagai produk  kerajinan nasional, akan ditampilkan berbagai workshop seperti menatah wayang, membuat wayang dari plastik, dan membuat berbagai kerajinan dari

kain bekas (perca). Kegiatan pameran menampilkan berbagai koleksi wayang tradisional, pameran keris dan batu mulia nusantara dan pameran lukisan.

Farida mengatakan ada juga penampilan dari sejumlah mahasiswa UI yang tergabung dalam KMSJ-UI (Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa UI) dan Sekar Sriwedari yang turut memeriahkan acara.

Pada puncak acara Sabtu 27 September 2014 akan disajikan pergelaran Wayang Kulit Wonogiri yang dibawakan oleh Enam Dalang sekaligus dalam satu panggung. Mereka adalah Ki Begug Poernomosidi, Ki Widodo Wilis, Ki Sura Agul Agul, Ki Eka Sunarsono, Ki Sigit Mursita, dan Ki Narta Guna Wiyono, dengan lakon “Semar Mbangun Kayangan.”

Wayang kulit (shadow puppets) Indonesia telah diakui UNESCO sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur) pada 7 November 2003.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement