Selasa 09 Sep 2014 19:43 WIB

FRI Dukung Wacana Penggabungan Dirjen Dikti dengan Kemenristek

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
riset di laboratorium
Foto: google
riset di laboratorium

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Forum Rektor Indonesia (FRI) mendukung wacana penggabungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Wacana tersebut sebelumnya sudah didengungkan FRI sejak Februari 2014.

Ketua FRI, Ravik Karsidi, mengatakan FRI mengusulkan bukan penggabungan melainkan adanya pendirian kementerian baru bernama Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Inovasi.

Hal itu dilatarbelakangi belum berhasilnya transformasi struktural ekonomi di Indonesia. Yakni adanya pergeseran sektor pertanian yang bukan menuju sektor ekonomi melainkan langsung ke sektor jasa.

Pembangunan dinilai gagal mendorong transformasi struktural, sebab sektor industri yang seharusnya memberikan nilai tambah paling tinggi justru lemah. 

"Maka perlu adanya konsep triple helix yakni hubungan antara perguruan tinggi, industri dan negara. Kementerian baru ini menjadi wacana menarik untuk dihidupkan, konsep ini menegaskan perguruan tinggi sebagai sektor ilmu pengetahuan diprediksi sanggup mendorong dunia industri lebih berkembang," kata Ravik saat dihubungi Republika, Selasa (9/9).

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tersebut menilai perlu adanya sinergi dan koordinasi antara perguruan tinggi dengan lembaga riset pemerintahan yang ada seperti LIPI, BATAN, LAPAN, dan Menristek.

Selain itu, lembaga-lembaga badan penelitian dan pengembangan (Balitbang) di setiap departemen perlu bersinergi.

"Karena itu sekarang diwacanakan dipisahnya Kemendikbud menjadi dua. Kami menyambut baik, hanya dasarnya adalah bagaimana agar terjadi koordinasi unsur-unsur yang ada untuk mewujudkan tripel helix," kata Guru Besar Sosiologi Pendidikan FKIP UNS tersebut. 

Diharapkan kementerian baru tersebut bisa mendukung otonomi perguruan tinggi dalam mewujudkan transformasi struktural.

Jika kemeterian tersebut benar-benar didirikan pada kabinet pemerintahan Jokowi-JK, lanjutnya, maka harus dijamin terjadinya kerja sama antara perguruan tinggi, lembaga riset dan dunia industri yang bersinergi.  

"Presiden terpilih karena mempunyai satu cara pandang mengejar transformasi struktural harus bisa menjamin terjadinya sinergi kampus, lembaga riset dan industri. Sekarang ini riset-riset yang ada kurang sinergi dengan pengembangan industri. Di masing-masing perguruan tinggi pengembangan budaya riset dan budaya akademik juga harus didorong, karena belum merata. Ini sebagai usaha dari pengembangan manajemen riset," katanya menerangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement