Jumat 01 Jun 2012 19:35 WIB

Bahasa Inggris Jadi "Dalang" Ketidaklulusan Siswa SMP di Pacitan

 Beberapa siswa melakukan aksi corat-coret saat pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA di SMA Negeri 1 Jakarta, Sabtu (26/5). (Prayogi/Republika)
Beberapa siswa melakukan aksi corat-coret saat pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA di SMA Negeri 1 Jakarta, Sabtu (26/5). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Mata pelajaran Bahasa Inggris ditengarai menjadi penyebab ketidaklulusan 38 siswa SMP/MTs di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Hal itu disebut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pacitan, Heru Wiwoho, Jumat.

"Ada faktor lain memang, tapi rata-rata karena itu. Mata ujian Bahasa Inggris rupanya masih menjadi momok. Jangankan menjawab dengan benar, memahami perintah atau pertanyaan dalam materi ujiannya saja siswa-siswa ini tidak begitu mengerti," ungkapnya saat dikonfirmasi wartawan mengenai tingkat kelulusan siswa di Pacitan.

Menurut Heru, kegagalan dalam mata ujian Bahasa Inggris tersebut menyebabkan para siswa dinyatakan tidak lulus sekolah karena tidak bisa meraih nilai sesuai yang dipersyaratkan, yakni minimal 4,00.

Rendahnya nilai UN untuk mata pelajaran Bahasa Inggris berpengaruh langsung terhadap hasil perhitungan nilai akhir (NA), setelah ditambahkan nilai sekolah (NS = nilai rapor + nilai ujian sekolah), yang menjadi dasar penentuan kelulusan siswa.

Buruknya hasil UN untuk mata pelajaran Bahasa Inggris ini menjadi perhatian khusus Disdik Pacitan. Menurut Heru, pihaknya akan berkoordinasi dengan kelompok kerja guru mata pelajaran Bahasa Inggris agar bisa dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kecakapan siswa dalam bahasa asing tersebut.

"Kasihan kalau ada siswa yang tidak lulus hanya karena lemah di satu mata pelajaran, padahal di mata pelajaran lain sebenarnya bagus," tukasnya.

Selain karena ada nilai yang jeblok, Heru menjelaskan bahwa ada di antara siswa yang tidak lulus tersebut memang tidak ikut UN. Ia sendiri tidak tahu permasalahannya, sesuai laporan dari para kepala sekolah, siswa peserta yang tidak ikut ujian bahkan telah dicari sampai ke rumahnya.

Namun ketika saat ujian tiba siswa tersebut tidak juga hadir. "Kami sudah cari-cari mereka, bahkan hingga ke rumahnya tetapi tetap tidak datang," jelasnya.

Terkait angka ketidaklulusan siswa SMP/MTs kali ini, Heru mengakui jumlahnya meningkat dibanding tahun lalu. Tahun pelajaran 2010/2011, hanya ada sembilan siswa yang dinyatakan tidak lulus UN. "Jika dibandingkan dengan tahun lalu tingkat ketidaklulusan siswa tahun ini naik sekitar 0,4 persen. Tahun 2011 hanya ada sembilan siswa peserta UN yang tidak lulus, tetapi tahun ini naik menjadi 38 siswa dari total 8.383 siswa peserta UN SMPT/MTs," jawabnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement