Kamis 14 Apr 2011 20:52 WIB

Rektor ITS: SPP Naik Demi Atasi Defisit

Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Rektor baru Institut Teknologi Surabaya Prof Ir Triyogi Yuwono DEA mengakui kenaikan SPP untuk mahasiswa baru dilakukan demi mengatasi defisit.

"Dengan skema lama yakni SPP Rp1,5 juta per semester, kita akan defisit Rp14 miliar, tapi dengan skema baru yakni SPP Rp1,8 juta, kita hanya defisit Rp8 miliar," katanya di Surabaya, Kamis (14/4).

Selang sehari dari pelantikan di Kemdiknas Jakarta pada Rabu(13/4), Guru Besar FTI ITS itu menjelaskan kenaikan SPP itu  hanya diberlakukan untuk mahasiswa baru. Sementara SPP mahasiswa lama tidak naik.

"Tapi, saya siap berdialog dengan mahasiswa, karena mereka juga anak-anak saya," ujarnya. "Perlu diketahui, kontribusi masyarakat melalui SPP mahasiswa itu hanya 25-30 persen dari anggaran keseluruhan ITS," katanya.

Menurut dia, ada yang lebih penting daripada kenaikan SPP yang kadangkala hanya menyesuaikan dengan laju inflasi itu yakni keberpihakan ITS kepada mahasiswa miskin.

"SPP naik atau tidak, kami akan tetap berkomitmen menjamin kuota sebesar 20 persen bagi mahasiswa miskin agar bisa kuliah di ITS, karena kami yakni pendidikan itu merupakan cara untuk memutus mata rantai kemiskinan," katanya.

Pria dari tujuh bersaudara itu mengaku dari keluarga miskin. Ia menuturkan bisa kuliah berkat "diangkat" kakaknya yang telah kuliah terlebih dulu.

"Karena itu, kalau di ITS ada 2000 mahasiswa baru, maka 400 mahasiswa di antaranya harus dari keluarga miskin yang dibiayai negara dan kami juga akan membantu dengan berbagai beasiswa," katanya.

Ia menambahkan beasiswa yang dikucurkan ITS untuk mahasiswa kurang mampu mencapai Rp600 miliar per tahun dan tidak termasuk dalam 20 persen mahasiswa miskin yang dibiayai negara melalui "Bidik Misi."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement