Jumat 04 Jul 2014 15:05 WIB

Ryamizard: Jangan Memancing Isu PKI

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: M Akbar
Ryamizard Ryacudu
Foto: edwin/republika
Ryamizard Ryacudu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu menyayangkan adanya kampanye hitam yang membawa-bawa ideologi komunis. Ryamizard mengatakan, era komunis sudah lama berakhir di Indonesia. Sehingga, menjadi tidak relevan lagi ketika hal itu dimunculkan sebagai kampanye hitam untuk menyerang lawan politik.

"Komunis kan sudah selesai. Di partai manapun tidak ada lagi komunis. Kita tidak usah lah mancing-mancing menggunakan itu lagi," ujarnya dalam sebuah jumpa pers di Hotel Kartika Chandra, Jumat (4/7).

Kalaupun masih ada sisa-sisa komunis di Indonesia, kata dia, pasti penganutnya adalah para orang tua yang tidak senang dengan orde baru. Namun, itu pun sudah tidak ada pengaruhnya lagi.

"Bangsa ini lagi punya perhelatan besar. Kok muncul yang seperti itu," ucapnya.

Ryamizard, yang secara terbuka menyatakan dukungannya pada Jokowi mengatakan, adanya pemberitaan di sebuah stasiun televisi yang menyebut Jokowi antek PKI tidak menghargai proses demokrasi. Sebab, kata dia, baik Jokowi maupun Prabowo, telah dipilih oleh rakyat sebagai kandidat capres. Karenanya, pendukung dari kedua kubu harus saling menghargai.

"Percuma kita milih mereka kalau dijelek-jelekkan seperti itu," ucapnya.

Seperti diketahui, TV One memberitakan sejumlah kader PDIP berafiliasi dengan partai komunis. Stasiun televisi milik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tersebut bahkan menyebut PDIP pernah mengirim sejumlah kadernya untuk belajar ilmu komunisme ke Cina.

Pemberitaan tersebut tak ayal memicu kemarahan di kalangan pendukung Jokowi. Imbasnya, sejumlah kader PDIP menyegel kantor TV One di Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement