REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto menilai media dan netizen memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat pascapemilu. Memperhatikan pentingnya peran keduanya, tak heran jika saat ini sosial media menjadi pilar kelima demokrasi setelah pers.
"Saya harap kita semua, juga Anda (pers dan pelaku media sosial) sadar tentang begitu pentingnya posisi Anda. Saya harap kita tidak ikut memperkeruh suasana (setelah pemilu)," ujar Djoko dalam diskusi 'Ngopi Bareng Republika Online' (ngobROL) di Ruang Sapta Taruna, Kementerian PU, Kamis (17/7).
Lebih lanjut, menteri yang sudah dua kali ikut Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mencontohkan adanya dua kelompok media yang pro pada masing-masing calon presiden, namun terkesan kurang obyektif dalam pemberitaan. Pemberitaan-pemberitaannya semakin hangat, khususnya mengupas tentang sistem hitung cepat (quick count) surat suara pemilu.
"Yang paling berhak menyampaikan adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), bukan lembaga quick count. Jangan terlalu tertarik pada quick count, namun ini bukan berarti saya menyalahkan lembaga quick count," ujar Djoko.
Djoko mengimbau seluruh awak media dan netizen untuk menyampaikan informasi secara seimbang dan apa adanya.