Senin 19 May 2014 20:08 WIB

Akar Rumput Lebih Memilih Figur Capres?

  Pasangan Capres-cawapres PDIP Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan) beserta para istri menyapa publik saat deklarasi pasangan capres di Gedung Joang 45, Jakarta, Senin (19/5). (Republika/Tahta Aidilla)
Pasangan Capres-cawapres PDIP Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan) beserta para istri menyapa publik saat deklarasi pasangan capres di Gedung Joang 45, Jakarta, Senin (19/5). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Upaya partai politik untuk saling berkoalisi menuju Pemilu Presiden 2014 belum tentu mutlak diikuti oleh suara akar rumput, kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Erwan Agus Purwanto.

"Koalisi yang terbentuk saat ini lebih condong pada hasil kedekatan elit partainya sehingga memiliki kemungkinan tidak diikuti oleh simpatisan partai di akar rumput untuk diarahkan memilih capres-cawapres yang diusung," kata Erwan di Yogyakarta, Senin.

Erwan menilai, koalisi yang terbentuk saat ini memiliki model "koalisi realistis", yakni model koalisi yang mengesampingkan unsur kedekatan ideologi partai. Koalisi saat ini lebih memprioritaskan kalkulasi untung rugi partai dalam pesta Pilpres mendatang.

Ia mengatakan, belajar pada Pemilu Presiden (pilpres) 2009, pilpres saat ini juga kemungkinan besar masih akan ditentukan pada sosok/figur calon presiden (capres). Sehingga bentuk peranan parpol dalam berkoalisi tidak mutlak menentukan arah suara masyarakat.

"Bisa kita lihat saat Partai Demokrat hanya mendapatkan suara dukungan 7 persen, namun dalam pemilihan langsung Pilpres 2009, SBY tetap bisa memenangkan kompetisi terebut," katanya.

Sementara itu, untuk sosok cawapres, meskipun patut dipertimbangkan, namun menurut dia, tidak terlalu signifikan berpengaruh.

Lebih dari itu, lanjut Erwan, secara umum parpol di Indonesia masih belum memiliki mekanisme yang baik dalam menyatukan suara di kalangan akar rumput.

"Kecuali PKS yang memiliki mesin politik yang baik dan disiplin, partai lainnya masih belum memiliki mesin politik yang bagus untuk menyatukan suara ke bawah," kata Erwan yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM ini.

Pengusungan Prabowo-Hatta Rajasa sebagai capres-cawapres 2014 mendapat dukungan sedikitnya enam partai politik antara lain Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar dan PBB.

Sementara pasangan Joko Widodo- Jusuf Kalla mendapat dukungan dari tiga parpol yakni PKB, Nasdem, dan Hanura.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement