Kamis 22 Mar 2018 15:58 WIB

Tetap Ciamik Meski Klasik

Bus tersebut memang sengaja dirawat untuk koleksi ataupun untuk wisata.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri
Pameran bus klasik
Foto: Republika/Eko Supriyadi
Pameran bus klasik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepuluh bus klasik yang berasal dari era '60-an hingga '90-an dipamerkan dalam pameran Indonesia Classic N Unique Bus 2018. Meski umur bus-bus tersebut terbilang tua, penampilan mereka tetaplah ciamik. Maklum, bus-bus tersebut memang sengaja dirawat untuk koleksi ataupun untuk wisata.

Bus seperti Fuso Colt Pownis (1989), misalnya. Meski klasik, tampilannya tetap segar dan tak terlihat reyot. Melihat koleksi yang lebih tua, bus milik Perum PPD buatan Mercedez-Benz tahun 1971, bahkan terbilang sangat rapih, dengan kursi dan kemudi yang lengkap.

Selain itu, PPD juga membawa koleksi lainnya buatan Mercy, yaitu Volgren (1991). Tampilannya terlihat sama, yaitu masih mulus dengan kesan vintage.

"Kami punya dua unit (bus klasik), yang lain sudah dihancurkan, itu pun butuh perawatan ekstra karena buat kenang-kenangan," ucap Andy, Pramudi PPD, kepada Republika di Jakarta International Expo, Jakarta, Kamis (22/3).

Menurut dia, kedua suku cadang bus PPD itu sudah tak lagi murni alias kanibal. Sebab, umurnya yang telah sepuh membuat suku cadang bus tersebut tak lagi diproduksi. Di samping kedua bus milik PPD tersebut, ada juga bus Fuso Koleksi PO Sumber Alam (1963) dari Kutoarjo. Serta Bus Fuso Colt Pownis (1989) dari PT Timah Tbk, Pangkalpinang, dan Bus Mercedes-Benz DAMRI cabang Purworejo (1995).

Menurut AM Fikri, Koordinator Indonesia Clasic and Unique Bus (INCUBUS), pameran kali ini mengambil tema "Timeline of Indonesia Transportation", dengan mengkhususkan pada kendaraan bus. Maka, terlihat dari deretan bus tersebut mewakili maisng-masing masanya. Semua bus tersebut merupakan benda koleksi dari pemilik, baik itu perusahaan, seperti PPD, Damri, maupun Individu dan kolektor yang membeli dari perusahaan.

"Ada bus Sumber Alam 1960, lalu 1970 diwakili PPD, 1980 ada tiga bus Pownis tahun 1989, 1988 ada Bus Damri, lalu ada bus karavan dari tahun 1984, tahun 1990 ada empat bus," kata Fikri menjelaskan.

Panitia juga memamerkan bus Transjakarta versi klasik. Bus Transjakarta tersebut menggunakan motif striping motif bus tahun 1990. Dengan menggunakan striping kalsik, ia berharap orang yang melihat bus klasik ini bisa ikut menggunakan bus Transjakarta. Fikri menilai, memang tak syarat khusus sebuah bus masuk kategori kalsik. Namun, regulasi pemerintah menyatakan masa operasi bus di atas 10 tahun sampai 25 tahun.

"Kita ambil 25 tahun ke atas. Sebetulnya kalau kita telurusi lagi, banyak yang masih tersisa di garasi-garasi perusahaan bus dari tahun '70-an, '60-an, bahkan '40-an," ungkapnya.

Menurut dia, semua bus klasik itu masih bisa beroperasi, walaupun kadang-kadang ada saja yang mogok. Bahkan, bus Pownis dan Sumber Alam berencana digunakan untuk wisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement