Rabu 04 Oct 2017 08:24 WIB

Gaikindo Sambut Positif Mobil Listrik, Asal Aturannya Jelas

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi Mobil Listrik
Foto: pixabay
Ilustrasi Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyambut positif program mobil listrik yang digulirkan oleh pemerintah. Namun demikian Gaikindo juga berharap agar pemerintah juga mempersiapkan peraturan yang mendukung program tersebut.

"Kami menanggapi dengan positif program mobillistrik," ujar Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi saat dihubungi Republika padaSelasa (3/10). Yohannes menuturkan pada saat pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan target pemerintah dalam program mobil listrik.

Ke depan, pemerintah menargetkan pengadaan 20 persen mobil listrik pada tahun 2025. Dengan angka tersebut diperkirakan sekitar 400 ribu mobil listrik atau hybrid sudah beredar di Indonesia.

Yohannes sepakat bahwa tren global yang mengarah pada teknologi ramah lingkungan. Bahan bakar fosil yang semakin menipis ditambah lagi emisi karbon yang dihasilkannya, memaksa industri untuk beralih pada sumber energi yang terbarukan dan tidak merusak lingkungan.

"Kami menanggapi dengan positif karena tren dunia memang larinya kesana," tegas Yohannes. Selain itu, Gaikindo juga berharap agar pemerintah menyiapkan peraturan yang mendukung program mobil listrik. Di dalam pembuatannya, mobil listrik juga diusulkan agar mengandung kommponen lokal. Sehingga industri dalam negeri terbangun.

Sebelumnya, pada 24 Agustus 2017, pemerintah telah melakukan pertemuan beberapa pemangku kepentingan terkait dengan program mobil listrik. Diantaranya adalah Kementrian ESDM, Kementrian Perindustrian, Kementrian Keuangan, BPPT, Kementrian Perdagangan, Kemenristekdikti serta beberapa perguruan tinggi dan pengusaha otomotif.

Melalui pertemuan tersebut, pemerintah berupaya mematangkan peraturan presiden (perpres) untuk pengembangan mobil listrik. Perpres tersebut nantinya akan mengatur insentif mobil listrik, uji kelaikan, registrasi kendaraan, penyediaan stasiun pengisian listrik umum (SPLU) dan lain sebagainya.

Untuk mendukung program mobil listrik, beberapa instansi pemerintah bersama univeristas riset juga melakukan penelitian dan pengembangan mobil listrik buatan dalam negeri. Diantaranya adalah penelitian mobil listrik yang dilakukan oleh tim dari Kemenristekdikti, BPPT, UI, UGM,ITS, ITB dan UNS.

Namun demikian, Yohannes mengaku belum mengetahui program mobil listrik nasional. Ia meragukan program tersebut dapat berhasil. Pasalnya selama ini program mobil nasional (mobnas) selalu berhenti di tengah jalan.

"Mobil dalam negeri itu siapa yang bikin? jangankan mobil listrik, mobil biasa saja dari dulu tidak ada yang jalan," kata Yohannes. Namun menurutnya, kalaupun ada mobnas, Gaikindo pasti akan mendukung. Harapannya melalui mobnas, industri dalam negeri dapat terdongkrak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement