Rabu 10 Feb 2016 17:02 WIB

Daimler AG Tarik 705 Ribu Mercedes Benz dari Pasaran

Mercedes Benz
Mercedes Benz

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON/FRANKFURT -- Daimler AG, produsen kendaraan Mercedes Benz, berencana menarik 840 ribu lebih produknya dari pasaran. Langkah itu terpaksa dilakukan karena diduga ada masalah pada sistem kantong udara (airbag) pada sejumlah produknya. 

Menurut Daimler, Selasa (9/2), dari jumlah tersebut sebanyak 705 ribu adalah produk Mercedes Benz dan 136 ribu adalah jenis Daimler van. Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut model atau tipe mana yang akan ditarik dari pasaran.

Selama ini, Daimler AG mempercayakan masalah sistem keselamatan kantong udara tersebut kepada Takata Corp. Perusahaan asal Jepang itu memang sudah lama menjadi salah satu pemasok suku cadang raksasa otomotif Jerman tersebut. 

Takata sendiri mengakui adanya temuan terhadap  5,1 juta kantong udara yang cacat produksi. Temuan itu disampaikan setelah dilakukan uji coba dan musibah yang menewaskan seorang pengemudi Ford Ranger Desember 2006 lantaran kantong udara kendaraannya pecah. 

Kantong udada Takata dapat meledak sangat kuat dan mengeluarkan serpihan logam ke dalam kabin penumpang. Hal itu sesuai temuan terhadap 10 kasus di sejumlah negara, dan lebih dari 100 kasus serupa di AS yang melibatkan kantong udara produk Takata. 

Lembaga pengawas keselamatan jalan raya AS (NHTSA) sebelumnya telah menginformasikan masalah ini kepada Daimler AG. Akibat penarikan produk itu, Daimler AG harus merogoh kocek hingga 383,96 juta dolar AS pada tahun anggaran tahun lalu. 

Selain Daimler AG, produsen otomotif lainnya seperti Honda Motor Co, Volkswagen AG melalui produk Audinya, Mazda, BMW AG hingga Saab juga mengalami hal serupa. 

Honda dikabarkan terpaksa menarik 2,23 juta produknya di AS. Ford juga bernasib sama hingga memaksa menarik 361 ribu truk Ford Ranger andalanya. Mazda juga menarik hampir 20 ribu truk seri B produksi tahun 2004 hingga 2006.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement