Jumat 05 Feb 2016 18:25 WIB

Jualan di Cina Lesu, Mercedes Benz Bidik India

mercedes benz
mercedes benz

REPUBLIKA.CO.ID, STUTTGART -- Setelah sempat memetik keuntungan dari penjualan produknya di Cina tahun lalu hingga 41 persen,  penjualan Mercedes Benz di negeri tirai bambu itu tahun ini melambat. 

Daimler AG, yang memproduksi Mercedes Benz, sempat membagikan keuntungan senilai 3,25 Euro perlembar saham tahun 2015. Namun, tahun ini pendapatan sebelum bunga dan potong pajak (EBIT) tidak mengalami banyak perubahan, terutama dibanding tahun lalu.

"Situasi 2016 dibawah perkiraan sebelumnya," kata Michael Punzet, analis dari DZ Bank yang mengelola saham Daimler. Nilai saham turun 4,4 persen sekitar 60,21 Euro. Jumlah itu terendah sejak lebih dari setahun lalu.   

CEO Daimler AG, Dieter Zetsche meminta jangan tergesa gesa menilai kondisi perusahaan di Cina mengecewakan. "Diperkirakan kondisi pasar tumbuh 8 persen, dan kami yakin bisa meraih keuntungan dari itu," katanya. 

Sejauh ini Daimler tidak memiliki pesaing yang ketat di Cina. Saingan terdekatnya untuk seri S class adalah BMW seri 7 dan GLA  Offroader adalah BMW new X1. Selain itu produsen mobil mewah Jerman ini sukses membangun mereknya setelah tampil di seri balap Formula 1. Pihak Mercedes Benz juga akan membangun C Class dan mobil kompak GLA di Beijing.

Pada pameran otomotif New Delhi Auto Expo tahun ini, Mercedes Benz tampil dengan beberapa produk seperti GLC SUV, C Class, S Class Cabriolet. Dengan munculnya tipe cabriolet dan SUV, Mercedes Benz kini  milai membidik potensi tipe SUV dan jenis mobil impian tersebut.  "Tipe GLC dan S Class Cabriolet merupakan dua model yang paling berhasil dan kami akan memperkenalkanya ke pasar tahun ini," kata CEO Mercedes Benz India, Roland Folger. 

Penjualan di India tahun 2015 sebanyak 13,502 unit. Jumlah itu lebih besar dari tahun 2014 yang hanya 10.201 atau naik 32 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement