Senin 01 Jan 2018 06:06 WIB
Outlook 2018

Ajang Turnamen Super Series Bukan Panggung Sesungguhnya Marcus/Kevin

Rekor Dunia Kevin/Marcus
Foto: PB PBSI
Marcus Fernaldi Gideon (kanan) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Pertemuan Marcus/Kevin dengan Boe/Mogensen di Sudirman Cup tahun ini menjadi bukti bahwa sekalipun Marcus/Kevin pernah mengalahkan ganda veteran itu, ternyata pengalaman dan kedewasaan dalam bermain jauh lebih berperan daripada sekadar skill dan semangat yang menggebu-gebu.

Tentu kita tidak mengharap hal yang dialami Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong terjadi pada Marcus/Kevin.Lee/Yoo yang superior di gelaran superseries nyatanya melempem di turnamen besar. Untuk itu, kini berbicara mengenai Marcus/Kevin tidak lagi sebatas pada teknik bermain saja. Semua sepakat bahwa Marcus/Kevin memiliki talenta dan kecerdikan bermain yang luar biasa. Namun, sekali lagi hal itu tidak lah cukup.

Kini, menyoroti Marcus/Kevin sudah berada pada tataran bagaimana ganda muda yang kadang masih labil ini mematangkan emosi dan kedewasaannya. Mental juara dan fighting spirit tentu sudah tidak diragukan lagi. Namun, menjaga emosi dan perasaan juga harus diperhatikan, terlebih saat menghadapi lawan yang kerap menyulitkan dan menguji kesabaran.

Musim 2018 akan segera hadir dengan sederet turnamen besar. Saat ini, Marcus/Kevin memegang peranan vital. Pertama, mereka akan menjadi ganda putra pertama yang akan membela Indonesia di Thomas Cup. Jika pada edisi sebelumnya Indonesia harus puas berada di tempat kedua, maka tahun depan Marcus/Kevin diharapkan dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk merebut kembali Piala Thomas.

Kedua, Marcus/Kevin diharapkan mampu menjadi juara dunia di tahun 2018. Konsistensinya akan mengantarkan mereka meneruskan tradisi prestasi ganda putra Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia. Ketiga, estafet medali emas Asian Games juga berada di pundak Marcus/Kevin. Diselenggarakannya Asian Games di Indonesia tahun depan diharapkan menjadi motivasi tersendiri bagi Marcus/Kevin untuk menyumbangkan medali emas di hadapan publik sendiri.

Sebagai pecinta bulutangkis Indonesia sekaligus pendukung Marcus/Kevin, kita tidak perlu mengelu-elukan Marcus/Kevin. Kita tidak perlu berlebihan memuji mereka.Harapan boleh saja kita gantungkan kepada mereka. Marcus/Kevin pun tentunya sadar akan posisinya sebagai tulang punggung Indonesia. Yang kita harapkan adalah bagaimana mereka menjadikan tugasnya sebagai tanggung jawab yang harus dipenuhi, bukan sebagai beban.

Belum genap tiga tahun Marcus/Kevin dipasangkan.Masih banyak yang harus dimantapkan, terlebih soal bagimana mereka mampu memainkan emosi dan perasaan saat di bertanding, bukan sekadar teknik permainan yang bagus. Perjalanan Marcus/Kevin masih panjang. Jika Olimpiade Tokyo 2020 menjadi target terbesar mereka, maka dalam jangka pendek ini, tahun 2018 menjadi pembuktian bagi mereka.

Apakah Marcus/Kevin mampu mengantarkan Indonesia merebut kembali Piala Thomas? Mampukah mereka menjadi juara dunia? Dan bisakah mereka menyabet medali emas Asian Games di rumah sendiri? Apakah mereka mampu mengibarkan sang merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama masyarakat Indonesia yang berada di belakangnya? All the best for you, Marcus/Kevin!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement