Kamis 18 Jan 2018 15:00 WIB

Volunteer Asian Games 2018 akan Merangkap Penerjemah

Kategori volunteer terbanyak adalah liasion officer sebanyak 70 persen.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Pelaksana INASGOC Erick Thohir menunjukan web online rekrutmen volenteer pada acara peluncuran portal volunteer ASIAN Games 2018 untuk Games Times dan pengenalan seragam volunteer di Markas INASGOC, Jakarta, Kamis (18/1).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Pelaksana INASGOC Erick Thohir menunjukan web online rekrutmen volenteer pada acara peluncuran portal volunteer ASIAN Games 2018 untuk Games Times dan pengenalan seragam volunteer di Markas INASGOC, Jakarta, Kamis (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa saja yang ingin mendaftar menjadi volunteer Asian Games 2018 disarankan memiliki kemampuan dalam bahasa asing. Berkomunikasi dalam bahasa Inggris bahkan menjadi syarat wajib karena memang nanti tugas seorang volunteer juga akan menjadi penerjemah.

Kepala Human Resources and Volunteer INASGOC Pusparani Hasjim usai peluncuran pendaftaran volunteer, Kamis (18/1) di Gedung Seba Guna Jakarta, menyatakan, calon volunteer diwajibkan untuk menguasai bahasa asing. "Jadi nanti tidak ada lagi penerjemah karena mereka langsung melakukan komunikasi dengan bahasa asing. Minimal mampu berbahasa Inggris, namun jika ada yang memiliki kemampuan dua bahasa kami utamakan," ujarnya.

Pusparani mengakui ada kemungkinan nanti peserta ataupun tamu negara yang datang yang tidak bisa berbahasa Inggris dengan bagus. "Sehingga, perlu volunteer yang memiliki kemampuan bahasa asing lainnya, seperti Cina, Arab, Jepang, Korea, Prancis, Thailand, dan lain lain," ujar Rani sapaan akrab Pusparani.

Nanti akan ada tiga kategori volunteer, yakni untuk protokol assistant kuotanya 10 persen, NOC assistant 20 persen, dan yang terbanyak adalah liasion officer sebanyak 70 persen. "Calon volunteer bisa memilih apa yang menjadi minatnya, tetapi nanti akan kami lihat mereka akan ditempatkan sebagai apa," jelas Rani.

Menurut Rani, animo masyarakat untuk menjadi volunteer cukup tinggi. Pada tahun lalu, saat panitia membutuhkan 1.574 volunteer untuk Test Event Asian Games 2018. Yang mendaftar mencapai 10 kali lipatnya. "Untuk saat ini saya juga optimis kembali dibanjiri pendaftar. Tadi saja sebelum ini dilaunching sudah 500 orang yang mendaftar."

Total kebutuhan volunteer adalah 13 ribu orang. Sebanyak 1.574 orang sudah dipilih saat pendaftaran periode pertama. "Pemilihan volunteer semua dilakukan oleh sistem. Semua yang menyeleksi adalah sistem, kami tidak terlibat dalam menyeleksi jadi yang lolos dipastikan yang sesuai dengan yang dibutuhkan," ujar Rani.

Untuk sistem seleksi melibatkan beberapa lembaga pemerintah yaitu, Badan Intelijen Negara (BIN) Deputi Dalam Negeri, BIN Deputi Luar Negeri, BIN Deputi Kontra Intelijen, Badan Narkotika Nasional (BNN), Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), Pusinafis (Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System), Densus 88, Divhub Interpol, Imigrasi, dan Baintelkam.

Setelah terpilih akan dilakukan psikotest untuk calon volunteer pada April. Kemudian bulan Mei dilanjutkan dengan training sport values dan Asian Games Overview. Lalu dilanjutkan dengan general training. Dan training terakhir lebih khusus yang dilakukan oleh departemen/user yang dilakukan pada Juli 2018. "Barulah pada Agustus 2018 volunteer menerima uniform dan perlengkapan kerja," kata Rani.

Volunteer yang direkrut ini berbeda dengan tenaga work force. Work force adalah tenaga yang direkrut langsung oleh cabang olah raga. Jumlahnya bisa lebih banyak lagi, dan ini harus memiliki kemampuan khusus dari cabang olah raga yang akan dibantunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement