Rabu 10 Jan 2018 11:04 WIB

Menpora: Sebagian Dana Atlet Asian Games Cair Pekan Ini

Kemenpora mencatat total nilai ajuan cabang olahraga mencapai Rp 1,2 triliun.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Endro Yuwanto
Imam Nahrawi
Foto: Republika/ Wihdan
Imam Nahrawi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mulai akan mencairkan sebagian dana prestasi atlet Asian Games 2018 pekan ini. Menpora Imam Nahrawi mengatakan, pencairan diperuntukan bagi induk cabang olah raga (cabor) yang sudah tanda tangan kerja sama (MoU) bantuan dana pemerintah dengan kementeriannya.

Sampai Rabu (10/1), Imam mengatakan, baru enam dari 40 cabor yang sudah sepakat MoU. Enam cabor tersebut adalah bulutangkis (PBSI), sepada (ISSI), bola basket (Perbasi), sepatu roda (Perserosi), dan bela diri jujitsu, serta pencak silat.

"Pencairan maksimal 15 Januari untuk yang sudah MoU," kata Imam saat ditemui di Kemenpora, pada Rabu (10/1).

Dari enam cabor tersebut, Kemenpora menyiapkan dana sekitar Rp 70-an miliar yang diambil dari anggaran Asian Games 2018 sebesar tak kurang dari Rp 735 miliar. Enam cabor tersebut masing-masing sepakat dengan nilai rekomendasi Kemenpora.

PBSI senilai Rp 15 miliar, Perserosi Rp 8,7 miliar, jujitsu Rp 5,9 miliar, dan pencak silat Rp 12,4 miliar. Rekomendasi terbesar sejauh ini di Perbasi yang nominalnya mencapai Rp 20 miliar. Adapun ISSI sepakat di angka Rp 11,9 miliar.

Sedangkan 36 cabor lainnya, kata Imam, sampai hari ini belum menyetujui nilai rekomendasi dari Kemenpora. Sebab tawaran Kemenpora itu dianggap tak sesuai, bahkan terlalu jauh dari nilai ajuan yang disampaikan pengurus induk cabor lewat proposal dana atlet sejak 19 Desember 2017 lalu.

Dari 40 proposal para cabor saat itu, Kemenpora mencatat total ajuan yang nilainya mencapai Rp 1,2 triliun. Namun selama proses verifikasi dan validasi di Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi, Kemenpora menyatakan tak mungkin menyanggupi utuh permintaan para cabor tersebut.

Sebab dana Asian Games 2018 cuma diangka Rp 735 miliar. Dana itu, menurut Imam, juga masih harus dibagi dengan kebutuhan NPC selama Asian Paragames yang besarnya mencapai Rp 135 miliar. Belum lagi dana kebutuhan komandan kontingen (Cdm). Jika nilai anggaran Asian Games tersebut dipotong dengan dua pokok kebutuhan lainnya itu, anggaran kebutuhan atlet hanya menyisakan sekitar Rp 500 miliar.

Dari setengah triliun tersebut, Imam menerangkan, terpaksa memotong hampir 50 sampai 70 persen nilai bantuan yang diajukan para cabor. Pemangkasan nilai dilakukan agar 40 cabor yang akan turun di pesta olahraga Asia tersebut mendapatkan dana bantuan prestasi yang sesuai.

Akan tetapi pemangkasan nilai ajuan tersebut yang sampai hari ini mendapat penolakan dari para cabor. Kondisi itu pula yang membuat 36 cabor belum sepakat dalam Mou. Pengurus jetski umpamanya, yang mengajukan dana dalam proposal senilai Rp 25,7 miliar. Tapi Kemenpora hanya merekomendasikan Rp 5,6 miliar. Adapun PSSI dikabarkan cuma berhak dengan bantuan tak sampai 50 persen dari Rp 47 miliar dana yang diajukan dalam proposalnya.

Namun Imam menerangkan, agar para cabor menerima nilai rekomendasi dari kementeriannya tersebut, agar segera dilakukan MoU. Sebab, kata dia, selain dana Asian Games yang tak mungkin mencukupi, pun tak semua cabor mempunyai potensi mampu meraih medali.

Padahal, kata Imam, dana bantuan tersebut sejatinya diperuntukan bagi cabor-cabor yang memang mempunyai potensi mendulang medali di Asian Games nanti. "Itu arahan dari Presiden (Joko Widodo). Dari awal saya memang tidak terpengaruh (protes cabor). Karena semakin lama protes, semakin lama MoU, semakin lama pencairan anggarannya," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement