Rabu 30 Aug 2017 17:27 WIB

Wapres JK Siapkan Rencana Dongkrak Prestasi Asian Games

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Israr Itah
 Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku ketua pengarah panitia pelaksana Asian Games 2018 telah menyiapkan rencana untuk mendongkrak prestasi atlet Indonesia pada pesta olahraga negara-negara Asia itu tahun depan. Ini setelah Indonesia terpuruk pada posisi kelima di SEA Games 2017.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (30/8), terkait evaluasi SEA Games 2017 di Malaysia dan persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

"Kelemahan-kelemahan ini dipakai untuk memperbaiki diri dalam setahun. Jangan sampai kita menghadapi masalah yang lebih sulit lagi di Asian Games, kita harus persiapkan dengan baik, kalau perlu dengan special effort, kami sudah punya rencana, tapi tidak bisa diungkapkan dulu," kata dia.

Menurut Sofjan, JK menegaskan hasil perjuangan atlet Indonesia harus diapresiasi. Namun semua pihak juga perlu mengevaluasi dan bertanggung jawab atas prestasi Indonesia yang gagal masuk empat besar SEA Games 2017 dengan perolehan 55 medali emas.

"Kita harus berhenti saling menyalahkan karena smeua pihak bertanggung jawab. Pokoknya harus ada tindakan drastis dari pemerintah untuk memperbaiki ini semua. Semua harus segera diselesaikan. Tidak pakai cara-cara biasa lagi, harus extraordinary," kata dia.

Oleh karena itu, Sofjan menilai peran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga sangat strategis untuk mempersiapkan atlet Indonesia meraih prestasi terbaik di ajang olahraga internasional. Namun koordinasinya masih perlu ditingkatkan.

"Ini sebenarnya untuk melihat cabang-cabang mana yang bisa didorong untuk mendapatkan medali emas, bukan semua cabang, kita kan juga tahu. Tapi, kan ini dikasih special effort, special fund, tenaga, equipment, tapi ternyata kelihatannya tidak dicapai apa yang sebenarnya mereka dapatkan untuk bekerja," kata dia.

Untuk itu, Sofjan menilai semua pihak harus berhenti saling menyalahkan dan memperbaiki diri dengan berkoordinasi dan saling percaya satu sama lain untuk mempercepat birokrasi bagi pendanaan dan dukungan pelatihan atlet.

"Ya, birokrasinya terlalu lama juga, karena kita satu sama lain tidak saling percaya karena takut ada kasus korupsi, salah satunya Hambalang. Itu menyebabkan tidak saling percaya. Jadi memperlambat semua itu yang akhirnya pemeriksaannya terlalu ketat," kata dia.

Posisi Indonesia berada di peringkat kelima SEA Games 2017 dengan 38 medali emas, 63 perak, dan 90 perunggu.

Sementara posisi pertama hingga keempat berturut-turut ditempati Malaysia (145 medali emas), Thailand (72), Vietnam (58), dan Singapura (57). 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement