Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB

Saatnya Pesantren Melek Teknologi

Red:

Kemajuan bidang teknologi tak terlepas dari tingkat pendidikan yang dikuasainya. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai, akan memudahkan dalam menciptakan teknologi modern yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Karena itulah peran lembaga pendidikan sebagai dapur yang menciptakan tenaga terdidik sangat vital. Termasuk di dalamnya lembaga pendidikan seperti pesantren yang di abad modern ini perlu mendapat sentuhan teknologi.  Apalagi pesantren jauh sebelum ada sekolah-sekolah modern seperti sekarang, lebih dulu digunakan sebagai tempat belajar.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Arif Zamhari mengatakan, teknologi merupakan suatu alat untuk menunjukkan kejayaan masyarakat. Ilmu agama maupun teknologi selalu lahir bersamaan. Pesantren yang merupakan tempat mengaji ilmu agama, juga harus mendapat sentuhan teknologi agar menghasilkan kader-kader yang tak kalah dengan sekolah umum.

Kehadiran teknologi di pesantren diharapkan memberikan manfaat lebih lantaran selain mendapat sentuhan teknologi, para santri juga memiliki pendalaman agama yang baik. Teknologi inilah yang juga menjadi kunci kebangkitan agama. "Dulu,  seorang ahli agama juga ahli di bidang kedokteran. Jadi, kalau kita kembali ke spirit itu, kita tidak bisa memisahkan teknologi dan ilmu agama," tutur Arif, Selasa (23/7).

Arif menambahkan, pesantren perlu meningkatkan kualitas dengan menggunakan sarana teknologi, baik untuk sarana pembelajaran maupun sarana penunjang. Hampir sama seperti sekolah umum, di pesantrennya juga memanfaatkan teknologi internet untuk pengajaran.

Meski tidak termaktub langsung di dalam kurikulum, penggunaan teknologi di pesantren sudah dilakukan. Termasuk penggunaan teknologi untuk mendukung kegiatan kemasyarakatan. Misalnya, penggunaan teknologi untuk meningkatkan teknik budi daya perikanan, untuk mempercepat budi daya lele sebagai salah satu bentuk kegiatan peningkatan skill di pondok pesantren.

Tak terpisahkan

Rektor Institut Agama Islam Negeri  (IAIN) Walisongo Semarang Muhibbin Noor mengatakan, teknologi dan penggunaan IT tak bisa lagi dipisahkan dalam kehidupan pesantren. Menurutnya, teknologi bukan lagi barang baru sehingga terkesan pondok pesantren begitu tertinggal dari sentuhan teknologi.

Teknologi yang masuk pesantren pun, menurut dia, hampir sama baiknya dengan teknologi yang ada di non pesantren. Bahkan, kini makin banyak pondok pesantren modern, atau pondok pesantren yang juga memiliki sekolah umum atau madrasah.

Di pesantren tradisional sekalipun, juga umumnya sudah mulai memanfaatkan teknologi meski untuk kebutuhan yang terbatas. Hampir bisa dipastikan saat ini tak ada lagi pesantren yang menolak teknologi atau ponpes yang tidak bisa mengoperasikan computer.

Kini jumlah pesantren modern yang menggunakan teknologi juga semakin banyak. Selain menggunakan kurikulum pesentren, mereka juga menggunakan kurikulum nasional yang juga mempelajari mengenai kemajuan teknologi.

Secara  kasat mata, kini lebih banyak pesantren yang juga dipadukan dengan sekolah umum. Selain pondok pesantren salafiyah, yang hanya belajar ilmu-ilmu agama juga masih ada. Menurut dia, penggunaan teknologi di pesantren sifatnya sangat independen, tergantung kebijakan pesantren itu sendiri. Pasalnya, pesantren tidak memiliki ikatan dengan pihak manapun "Sekarang banyak yang di samping nyantri, murid-muridnya juga sekolah. Mungkin ponpes seperti ini yang jumlahnya paling banyak," kata dia.

 

Iflah Mumarisal Haq, santri Pondok pesantren Al Asyariyah, Wonosobo, juga merasa tidak ketinggalan meski berada di lingkungan pesantren. Siswa yang juga bersekolah di  SMA Takhashush Quran ini mengatakan, kegiatan yang berkaitan dengan teknologi diajarkan di sekolah. Di pondok, lebih banyak diisi kegiatan mengaji. Tinggal di pondok pesantren yang juga mengelola sekolah ini, menurut Iflah, memberikan banyak poin lebih. Selain bisa serius belajar agama, dia juga tidak ketinggalan di bidang teknologi.

Ketua Umum Forum Dialog Nusantara Ilham Akbar Habibie mendorong pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk memasukkan kurikulum teknologi guna memacu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut dia, aspek teknologi sudah merambah hampir seluruh bidang atau sektor kehidupan, meskipun ada bidang yang pemanfaatan teknologinya tidak terlalu besar.

"Untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi di pesantren, ada dua cara yang bisa dilakukan, yakni memasukkan dalam kurikulum dan menggunakan teknologi sebagai alat bantu untuk proses pembelajaran kepada para santri atau siswa," ujar Ilham.

Pemanfaatan teknologi tidak harus yang modern, tetapi bisa teknologi yang sederhana, misalnya penggunaan komputer, akses internet tanpa kabel atau wifi, dan buku-buku digital. Era sekarang ini tak bisa dilepaskan dari kemajuan teknologi.

Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional itu berharap pemerintah mengambil peran lebih besar dalam membangun infrastruktur teknologi di lembaga pendidikan, termasuk pesantren. "Kita perlu investasi lebih besar di bidang teknologi agar ke depan tidak terlalu tergantung pada produk impor," katanya.rep:dwi murdaningsih/antara ed: hiru muhammad

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement