Tuesday, 7 Syawwal 1445 / 16 April 2024

Tuesday, 7 Syawwal 1445 / 16 April 2024

Wakil Ketua MPR Harap Kampus Menjadi Pusat Riset

Kamis 26 Apr 2018 20:43 WIB

Red: Budi Raharjo

Wakil Ketua MPR Mahyudin

Wakil Ketua MPR Mahyudin

Foto: Humas MPR
Di perpustakaan parlemen, ada arsip-arsip mulai dari Sidang BPUPKI hingga sekarang

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin mendapat kunjungan mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Lambung Mangkurat. Ia  mengharap kunjungan yang dilakukan di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, itu digunakan sebaik-baiknya oleh para mahasiswa.

"Dari Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ke Jakarta, perlu biaya. Untuk itu manfaatkan waktu semaksimal mungkin," ujar Mahyudin saat bertatap muka dengan 200 mahasiswa itu di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4).

Dikatakan Mahyudin, komplek parlemen tak sekadar sebagai gedung wakil rakyat. Gedung Nusantara atau yang lebih dikenal dengan gedung kura-kura merupakan salah satu cagar budaya atau heritage. "Sehingga gedung itu kita lestarikan," ujarnya.

Tak hanya itu keistimewaan Komplek Parlemen. Diungkapkannya, di perpustakaan parlemen, ada arsip-arsip hukum ketatanegaraan mulai dari Sidang BPUPKI hingga arsip yang paling baru. "Dari sinilah kalian bisa banyak belajar mengenai proses ketatanegaraan," ujar Mahyudin.

Politisi Partai Golkar itu berharap Universitas Lambung Mangkurat dalam proses pendidikan dan penelitian lebih mengedepankan sebagai lembaga riset. "Riset merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi," paparnya.

Di hadapan mahasiswa dan dosen fakultas hukum, Mahyudin menyodorkan hal-hal yang menarik untuk dijadikan riset bagi Universitas Lambung Mangkurat dalam masalah tata negara. Diungkapkan, saat ini ada keinginan dari sebagaian masyarakat untuk mengamandemen kembali UUD NRI Tahun 1945. Di sisi yang lain, ada yang ingin kembali ke UUD Tahun 1945.

Diakui Mahyudin, setelah diamandemennya UUD Tahun 1945 membuat bangsa ini tak memiliki GBHN atau haluan negara. Akibatnya ganti Presiden ganti kebijakan. "Antara kebijakan pusat dan daerah pun sering tak sejalan," ungkapnya.

Hal-hal di ataslah yang menurut Mahyudin layak dikaji. "Sistem apa yang pas buat bangsa dan negara, kalian kaji lewat riset," ujarnya.

Diingatkan bahwa generasi mudalah pewaris dan pelanjut perjalanan bangsa dan negara. "Jangan sampai kalian diwarisi utang dan kebangkrutan," ucap Mahyudin. Pria lulusan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat itu menginginkan generasi muda mendapat warisan negara yang kuat dan maju.

Untuk itu dirinya mengharap generasi muda harus mengubah pola pikir. Diharapkan mahasiswa berpola pikir riset. "Jangan hanya berpikir lulus dan menjadi sarjana," paparnya. Berubah pola pikir bagi Mahyudin sangat penting sebab saat ini masyarakat disuguhi tontonan yang tak mendidik. "Kita diberi tontonan banyak pejabat ditangkap dan dihukum karena korupsi," ungkapnya. "Korupsi adalah musuh utama kita," tambahnya.

Kabiro Sekretaris Pimpinan Setjen MPR M. Rizal dalam pemaparan mengatakan sosialisasi yang dilakukan oleh MPR dengan menggunakan berbagai metode.

Disebut sosialiasi itu lewat training of trainers, outbond, pentas seni dan budaya, debat konstitusi. Sosialisasi dilakukan agar nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dipahami dan diamalkan masyarakat.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler