Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Akhir November, Perpustakaan MPR Gelar Beragam Diskusi Buku

Ahad 03 Dec 2017 16:29 WIB

Red: Budi Raharjo

Bedah buku yang berjudul 'Pembagunan Infrastruktur Dalam Perspektif Media dan Khalayak'.

Bedah buku yang berjudul 'Pembagunan Infrastruktur Dalam Perspektif Media dan Khalayak'.

Foto: humas mpr

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di akhir November 2017, Perpustakaan MPR menggelar beragam diskusi buku. Pada tanggal 26 November 2017, di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Komplek Parlemen, Jakarta digelar bedah buku yang berjudul 'Pembagunan Infrastruktur Dalam Perspektif Media dan Khalayak'.

Salah satu nara sumber bedah Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Sukmandaru Prihatmoko. Dalam acara itu ia mengatakan kini ada 295 titik rawan gempa atau sesar atau patahan di Indonesia. "Jumlah ini bertambah lebih dari 200 titik dari hasil pemetaan sebelumnya yang terakhir diketahui pada tahun 2010," ujanya.

Bahkan, tambah Sukmandaru, pada saat bersamaan tiga tahun terakhir Indonesia sedang giat-giatnya membangun infrastruktur, hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian acara dilanjutkan dengan bahas buku bersama IAGI yang dipimpin oleh Sukmandaru, bersama Kementerian PUPR, BNPB juga Perkumpulan Skala.

Biro Humas MPR, Siti Fauziah, dalam kesempatan itu menuturkan hal-hal yang berhubungan dengan geologi sangat bermanfaat meluaskan wawasan kita semua yang awam tentang pentingnya merawat alam dengan mengenali karakter kepulauan di Indonesia secara benar.

Di belakang buku tersebut tertulis kutipan pernyataan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi soal infrastruktur. Disebutkan bahwa infrastruktur yang ada saat ini sudah jauh tertinggal dibanding negara tetangga. Padahal, infrastruktur adalah pondasi mengatasi problem kesenjangan.

Kalau mau cara gampang, menurut Presiden tinggal pos anggaran subsidi dan bantuan sosial saja yang dibesarkan, sehingga konsumen menguat. Tapi, apa mau cara-cara semacam itu diteruskan? "Saya ambil risiko tak meneruskan politik anggaran seperti itu, dan mengalihkan pada infrastruktur," ujarnya.

Sebab, tambah Presiden Jokowi bahwa infrastruktur akan menyatukan bangsa ini. Kalau tidak disatukan, bangsa ini akan menghadapi masalah yang mengerikan di masa depan. "Saya tahu kebijakan ini6 pahit, tapi pembangunan harus dimulai," kata Presiden Jokowi.

Setelah menggelar bedah buku pada 26 November 2017, Perpustakaan MPR pada 30 November 2017 menggelar acara serupa. Buku yang dibedah kali ini berjudul Membangun Jati Diri Bangsa yang ditulis Mien Moentoro.

Anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar, Ce Popong, berharap buku ini tersebar ke pelosok Indonesia karena bagus sebagai dukungan bahan ajar. Salah seorang peserta bedah buku, Ida Nurdawati, mengatakan mendukung pentingnya pembangunan karakter bangsa sejak dini. Acara itu dibuka oleh Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler