Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

"Pemuda Indonesia Agar Beradaptasi di Era Globalisasi"

Sabtu 25 Nov 2017 23:24 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hazliansyah

Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Maruf Cahyono.

Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Maruf Cahyono.

Foto: MPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pancasila sejatinya tidak hanya dihafal, tapi harus juga secara konsisten diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Faktor implementasi adalah elemen utama untuk menuju Indonesa yang dicita-citakan bersama.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal MPR RI Maruf Cahyono di hadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswi peserta Seminar Nasional dengan tema Membangun Politik Yang Berperadaban Berbasis 4 Pilar Kebangsaan, di Auditorium Prof. DR. Ahmad Amiruddin Universitas Hasanudin, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (25/11).

"Mulailah sekarang kita semua bertanya pada diri sendiri, pada teman kita, pada saudara-saudara kita, di lingkungan RT, RW, Kecamatan, Kabupaten sampai negara, apakah nilai-nilai Pancasila itu sudah diketahui, sudah dipahami dan kemudian yang paling berat adalah, apakah sudah dilaksanakan. Tentu kalau kita bicara pendidikan kognisinya harus bagus, afeksinya harus bagus dan psikomotoriknya juga harus bagus," katanya.

Ideologi bangsa yakni Pancasila, lanjut Maruf, adalah ideologi luar biasa yang sesungguhnya adalah nilai-nilai dalam keseharian bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dirawat oleh generasi muda.

"Ingat, bangsa-bangsa lain mulai mengintip dan mempelajari ideologi kita, jangan sampai ideologi kita diganti oleh ideologi lain. Apa yang harus kita lakukan, dijaga dan dirawat," ujar Ma'ruf.

Yang harus dijaga dan dirawat adalah, petama nilai-nilai relijius bangsa. Sebab bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius, yang kedua nilai kemanusiaan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memanusiakan manusia.

Ketiga, bangsa Indonesia adalah bangsa yang bersatu. Yang keempat bangsa Indonesia adalah bangsa yang demokratis dan yang kelima bangsa Indonesia adalah bangsa yang senantiasa menjunjung tinggi keadilan.

"Generasi muda bangsa adalah pewaris dan penerus, dua posisi yang sederhana namun penting. Sebab generasi muda mewarisi peninggalan dari founding father yakni nilai-nilai luhur bangsa Pancasila. Jaga dan rawat itu," tegasnya.

Sebagai pewaris, generasi muda dituntut tidak hanya tahu, tidak hanya paham Pancasila tapi melaksanakan Pancasila satu demi satu menjadi jati diri.

"Keberlangsungan negara ini ada dipundak kalian pemuda Indonesia. Mulailah dari sekarang jangan sampai lupa semua tentang sejarah negara kita terutama lagu-lagu yang perjuangan yang menginspirasi yang menyemangati," imbuh Sekjen MPR.

Sebagai penerus, pemuda Indonesia harus memiliki daya tahan dan memiliki daya saing tinggi yakni daya tahan terhadap ideologi bangsa. Dalam konteks nasional disebut ketahanan nasional, tapi dalam konteks ideologi disebut daya tahan idelogi.

Tentu memasuki era global, tantangan bangsa sangat luar biasa, hingga memaksa bangsa Indonesia harus memiliki daya saing yang tinggi. Hal tersebut membutuhkan kemampuan generasi muda untuk berdapatasi.

"Jangan sampai Indonesia menjadi negara maju dan modern tapi kehilangan jati diri.Generasi muda harus memiliki ketahanan yang kuat tapi mampu pula beradaptasi dan mengikuti perkembangan yang ada," terangnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler