Jumat 27 Jun 2014 16:18 WIB

Perang Teknologi di Kamera

Red:

Masa liburan panjang selalu menjadi momen produsen kamera menangguk peluang penjualan. Kini, calon pembeli diberi dua opsi varian yang sama-sama mengusung kualitas hasil foto sempurna, jenis mirrorless kamera saku atau digital single lens reflex (DSLR).

"Saat ini, pangsa pasar kamera mirrorless secara global baru mencapai 10 persen. Ini membuat kami merasa belum perlu meluncurkan kamera baru jenis lain sebagai pengganti mirrorless pertama Canon, EOS M," ujar Assistant Marketing Manager Image Communication Product Canon Singapura, Archie Yeow.

Ia menilai Canon memiliki lini produk yang kuat pada kamera DSLR. Di Indonesia, perusahaan ini mengklaim menguasai sekitar 60 persen pasar kamera DSLR sejak 15 tahun lalu.

Pada 2013 penjualan kamera secara keseluruhan di Indonesia mencapai 1,3 juta unit.  Penjualan kamera DSLR menyumbang 330 ribu unit. Dari data Canon, penjualan kamera DSLR produknya mencapai 198 ribu unit. Seiring persaingan dengan ponsel pintar berkamera, industri kamera menurunkan target penjualannya pada tahun ini menjadi 1,2 juta unit.

Penjualan kamera DSLR sendiri diproyeksi mencapai 350 ribu unit pada 2014 di Indonesia. Canon optimistis dapat meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 63 persen atau menjual sekitar 220 ribu unit kamera DSLR.

"Penjualan kamera saku turun, salah satunya karena smartphone. Tapi, kalau kamera DSLR sejauh ini terus tumbuh" ujar Division Manager Image Communication Product PT Datascrip, Sintra Wong.

Penjualan kamera saku pada tahun ini diproyeksi mencapai 800 ribu unit karena banyak produsen yang bermain di segmen itu. Dari jumlah tersebut,, Canon berharap bisa meraih pasar 31 persen atau sekitar 250 ribu unit.

Direktur Divisi Canon PT Datascrip Merry Harun mengamati, di Indonesia arah tren pengguna kamera mirrorless masih sulit ditebak. Segmen kamera jenis ini pun masih dikuasai merek-merek selain Canon yang memang belum memiliki model untuk berkompetisi di kategori itu.

Kamera mirrorless adalah jenis kamera yang mengusung ukuran sensor yang lebih besar dibandingkan dengan kamera saku sehingga kualitas gambarnya lebih baik.  Kamera ini juga memiliki lensa yang bisa diganti-ganti (interchangeable), tetapi dengan mempertahankan ukuran tubuh yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kamera DSLR.

Disebut mirrorless karena kamera tipe tersebut tidak memiliki cermin yang dipakai untuk memantulkan bayangan yang ditangkap lensa menuju jendela bidik, seperti pada DSLR. Pada mirrorless gambar dilihat melalui layar LCD, seperti pada kamera saku.

"Saat ini, pangsa pasar kamera mirrorless masih terbilang kecil dibanding kamera jenis lain, termasuk DSLR dan kamera saku," kata Merry.

Kompetitor terdekat Canon, Nikon, juga melihat pasar kamera mirrorless melesu. Marketing Manager PT Nikon Indonesia Sukimin Thio mengungkapkan, pangsa pasar Nikon di kamera mirrorless turun tahun ini. Sempat mencapai sembilan persen tahun lalu, kini hanya menjadi empat persen.

Nikon menargetkan bisa menguasai 15 persen pasar kamera mirrorless di Indonesia pada tahun depan. Sejumlah strategi pun akan digelar untuk bisa mencapai target tersebut.

Bergairah

Nikon salah satu perusahaan yang tidak takut membuat terobosan di bisnis kamera. Seperti yang terlihat di kamera mirrorless Nikon 1 S2 dengan sensor CMOS 14 megapiksel plus prosesor pengolah gambar terbaru EXPEED 4A yang meluncur Juni 2014.

Gairah untuk mengembangkan mirrorless juga terlihat dari respons Olympus.  Awalnya, target pasar mirrorless mereka pada 2009 hanya lima persen. Setelah tiga tahun, mencapai 20-25 persen.

"Karena di pasar kami lebih menang di mirrorless jadi memang lebih difokuskan di situ. Untuk tahun ini, targetnya 35 hingga 40 persen," ujar Manajer Pemasaran Olympus Indonesia Sandy Chandra.

Kamera mirrorless yang menjadi andalan Olympus diterima baik oleh pasar Indonesia, utamanya segmen menengah ke atas. Harga produk yang menyasar segmen itu ada pada kisaran Rp 13-28 juta per unit. Menambah kualitas pengalaman fotografi konsumennya, Olympus juga menawarkan 18 produk lensa tambahan bagi si mirrorless.

Era kamera interchangeable tadi sudah dilirik Samsung sejak lama. Head of Regional Marketing Digital Imaging Samsung South East Asia and Oceania, Dany Setiawanto, melihat kue pasar kamera digital stagnan. "Kamera mirrorless saat ini tengah tumbuh dan banyak peluang pada masa depan. Itu yang akan kita kejar," kata Dany tegas.

Vendor asal Korea Selatan ini pun yakin, kamera besutannya tak kalah dengan produk pesaing yang berasal dari vendor asal Jepang. Samsung mengklaim mempunyai daya tawar tinggi karena memproduksi lensa, layar, engine, dan piranti lainnya sendiri. rep:indah wulandari ed:khoirul azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement