Selasa 15 Jul 2014 14:30 WIB

Adu Kencang Android vs iOS

Red:

oleh:Rahmat Hadi Sucipto -- Tidak ada yang tak mung kin dalam persaingan bis nis di industri informasi dan telekomunikasi (IT). Tidak ada yang abadi da lam bisnis. Perusahaan yang dulu merasa besar ternyata seka rang gelagapan menghadapi produkproduk baru yang belum berusia matang. Bisnis industri IT benar-benar memasuki masa yang sangat ketat. Termasuk pada lini industri telepon genggam, baik pada produk telepon seluler (ponsel) itu sendiri maupun pada produk turunannya, seperti telepon pintar (smartphone), tablet, dan bahkan kini sudah berevolusi menjadi phablet.

Kasus yang menimpa Nokia menjadi contoh yang menarik pada seluruh pelaku industri ini. Perusahaan yang dibangun oleh Fredrik Idestam dan Leo Mechelin ini sempat menjadi raja ponsel dunia selama lebih dari 10 tahun sebelum digeser oleh Samsung dan Apple sejak beberapa tahun terakhir ini.

Dulu produk apa pun yang diluncur kan oleh Nokia, selalu ditunggu-tunggu konsumen. Termasuk konsumen di In donesia yang latah menunggu Nokia me lun curkan produk communicator per tama kali pada 1996 lalu. Namun, begitu Apple dan Samsung berinovasi merancang telepon pintar dan tablet, Nokia pun terengah-engah.

Dari beragam platform ponsel, smartphone termasuk yang menunjukkan tren yang luar biasa. Penjualan smartphone di seluruh dunia mencapai 968.000.000 unit pada 2013, meningkat 42,3 persen dari tahun 2012. Menurut Gartner, perusahaan riset global berbasis di Amerika Serikat, penjualan smartphone menyumbang 53,6 persen dari penjualan ponsel secara keseluruhan pada tahun 2013, dan melampaui penjualan tahunan fitur ponsel untuk pertama kalinya.

Penjualan smartphone tumbuh 36 persen pada kuartal keempat 2013 dan menyumbang 57,6 persen dari penjualan ponsel secara keseluruhan pada kuartal keempat, naik dari 44 persen tahun ke tahun. Kontribusi pertumbuhan penjualan smartphone terbesar berasal dari kawasan Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, Asia Pasifik, dan Eropa Timur. Pen jualan smartphone dari kawasan tersebut tumbuh lebih dari 50 persen pada kuartal keempat 2013.

Dengan angka pertumbuhan166,8 per sen pada kuartal keempat kuartal 2013, India menjadi negara yang mampu memompa pertumbuhan tertinggi penjualan smartphone dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Angka pertumbuhan di Amerika Latin mencapai 96,1 per sen pada kuartal keempat 2013. Cina juga memberikan kontribusi signifikan ter hadap penjualan smartphone di seluruh dunia dengan penjualan tumbuh 86,3 persen pada 2013.

Pada kuartal keempat 2013, penjualan ponsel di kawasan yang sudah matang tumbuh lambat karena permintaan sedikit. "Pasar yang sudah padat menghadapi potensi pertumbuhan yang terbatas, pasar menjadi jenuh, dan menyisakan sedikit ruang bagi pertumbuhan dengan penurunan pasar ponsel berfitur dan siklus pembelian juga lambat," ungkap Anshul Gupta, analis utama di Gartner. "Kurangnya inovasi hardware turut memperburuk siklus penggantian smartphone high-end pada 2013 karena konsumen tidak menemukan alasan yang cukup untuk meng-upgrade."

Bagaimana dengan perkembangan komputer tablet? Penjualan tablet di se lu ruh dunia sudah mencapai 195.400.000 unit pada 2013, meningkat 68 persen dari 2012. Tahun ini angkanya bahkan lebih bagus lagi dan pada 2015 diperkirakan akan melampaui penjualan komputer personal (PC).

Lalu, siapa sebenarnya yang unggul dalam kompetisi hingga kini? Ada beberapa indikator untuk melihat kinerja para vendor. Namun, ibarat pacuan kuda, yang menjadi sorotan para analis adalah kinerja dari sistem operasi Google An droid yang dikemas Samsung dan iOS dari Apple.

Di pasar tablet, penjualan tablet iOS tumbuh 15 persen pada 2013, tetapi pang sa pasar iOS turun menjadi 36 per sen pada 2013 dari 53 persen pada 2012. Pertumbuhan tablet secara keseluruhan pada 2013, menurut Gartner, didorong oleh pasar low-end berlayar yang lebih kecil dan pembeli pertama. Inilah yang menyebab kan Android bisa menjadi no mor satu da lam pangsa pasar berdasarkan sistem operasi tablet dengan raihan porsi 62 persen.

Berdasarkan vendor, penjualan terbesar komputer tablet diraup Apple dengan porsi 36 persen pada 2013 lalu, turun dari 2012 yang mengambil porsi 53 persen. Porsi tablet Samsung justru melejit dari 7,4 persen pada 2012 menjadi 19,1 persen pada 2013. Dilihat dari jumlah yang ter jual, produk Samsung melejit sangat tinggi, naik 336 persen dari 2012 ke 2013, sementara penjualan tablet Apple hanya naik 15 persen.

Di pasar smartphone, penjualan pe rangkat Android porsinya sangat tinggi, mencapai 78,4 persen, sementara pada 2012 66,4 persen. Posisi kedua diisi iOS dengan porsi 15,6 persen, turun dari 2012 yang mencapai 19,1 persen. Angka penjualan perangkat smartphone An droid melonjak 68 persen pada 2013 men jadi 758.719.900 unit dari 451.621.000 pada 2012. Pesaingnya, smartphone iOS, ha nya naik 16 persen dari 130 juta pada 2012 menjadi 151 juta (2013).

Secara keseluruhan, berdasarkan sistem operasi yang dicangkokkan pada perangkat telekomunikasi, penjualan perangkat berbasis Android tertinggi dibandingkan lainnya. Pada 2013 saja, pengiriman perangkat Android ke berbagai negara mencapai 898.944.000 unit. Pada 2014 jumlah penjualannya naik menjadi 1.168.282.000 unit atau tumbuh 30 persen dari 2013. Diperkirakan pada 2015 penjualannya akan naik 17,3 persen menjadi 1.370.893.000 unit.

Angka penjualan kedua diisi oleh pro duk berteknologi Windows. Namun, pertumbuhan produk berbasis Windows pada 2014 ini diperkirakan akan tipis, hanya 2,3 persen. Produk dari iOS/Mac OS yang tumbuh tercepat kedua setelah Android, diprediksi menembus 14,8 per sen pada 2014 atau naik dari 236.200.000 unit pada 2013 menjadi 271.115.000 unit (2014). Penjualan produk di luar Android, Windows, iOS/Mac OS pada 2014 justru akan merosot drastis hingga 24,4 persen. Secara total penjualan produk dari se luruh vendor diperkirakan mencapai 2.432.927.000 unit pada 2014, naik 4,2 persen dari 2013 sebanyak 2.334.400.000 unit.

Sistem operasi telepon seluler Google Android dipakai oleh 1,0 miliar pengguna (tidak termasuk Cina atau Kindle), lebih dari dua kali lipat dari pengguna iOS Apple yang hanya 470 juta orang. Namun, berdasarkan analisis Andreessen Horowitz, perusahaan modal ventura yang berbasis di Kalifornia, Apple mengeluarkan anggaran yang lebih besar, lebih dari dua kali lipat dari Android, untuk pengembangan aplikasi Apple.

Pada 2013 diperkirakan Apple menghabiskan 10 miliar dolar AS untuk membayar pengembang aplikasi iOS. Tahun ini angkanya kemungkinan lebih besar lagi, mencapai 10 miliar dolar AS. Google Android tahun ini hanya membayar 5,0 miliar dolar AS bagi pengembang aplikasinya, sementara tahun 2013 hanya mengeluarkan 2,0 miliar dolar AS. Mengapa anggaran pengembangan aplikasi kedua kompetitor ini jauh berbeda?

Ini terjadi karena Google Android secara agresif mengejar pengguna berpenghasilan rendah pada skala global. Bahkan, perusahaan ini baru saja meluncurkan "Android One" di India yang memungkinkan produsen perangkat ini menghasilkan smartphone berharga 100 dolar AS. Apple, sebaliknya, lebih memilih menjual iPhone berharga lebih dari 600 dolar AS.

Wajar muncul ledekan "Android itu untuk orang-orang miskin" pada skala global. Tampaknya Google Android tetap bergeming, santai, dan fokus dengan strateginya. Apalagi, sendirian itu ternyata juga tak benar. Buktinya, di Amerika Serikat saja pengguna Android masih lebih besar ketimbang iOS.

Persaingan kedua vendor ini memang sangat ketat. Keduanya sedang mencari banyak pengguna. Potensi pelanggan di Amerika Serikat dan Eropa kurang dari 1,0 miliar orang. Tetapi, potensi dari Cina, India, dan negara-negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia, bisa lebih dari dua kali lipat dibandingkan AS plus Eropa.

Sepertinya, karakter demografi menjadi pertimbangan masing-masing vendor. AS dan Eropa tentu potensi untuk pasar produk berharga mahal. Pendapatan per kapita di AS sesuai data Bank Dunia sudah 47 ribu dolar AS per tahun. Pendapatan per kapita India masih 3.560 dolar AS per tahun. Apalagi, pendapatan per kapita Indonesia, jauh sekali dibandingkan dengan AS.

Pertarungan antara Apple dan Google telah berkembang menjadi persaingan paling panas di dunia bisnis dan industri teknologi. Saat Google mengumumkan masuknya ke pasar smartphone pada November 2007, ketegangan pun muncul antara dua raksasa teknologi tersebut.

Apple awalnya berfokus pada hardware dan Google menyediakan layanan terkait dunia internet. Pada perjalanannya, Apple menciptakan layanan online dengan iCloud dan iWork suite, sedangkan Google kembali fokus pada smartphone dan perangkat pendukungnya. Kini sistem operasi Android pun dipakai oleh perangkat dari vendor-vendor lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement