Kamis 15 Dec 2016 11:00 WIB

Tuhan, Jangan Tinggalkan Aku (57)

Red:

"Sudah diperlakukan baikbaik juga, huh!"

Buuug!

"He, dengar, ya, aku ini sebenarnya sayang sekali kepadamu."

Deesss!

"Sayang, sayang, tahukah kamu sayang?"

Jegheeer!

"Tapi kamu ini liar, tidak tahu malu, tidak tahu diri!"

Braaak!

Lelaki itu sungguh telah menjelma iblis yang bangkit dari dasar neraka.

Ia meracau sambil menghajar Fatin secara brutal.

Menendang, menjambak, memukul, membentur-benturkan kepalanya ke dinding!

Semakin menjerit kesakitan, si jahanam tampak semakin brutal, nyata sekali ia menikmatinya.

Akhirnya Fatin tahu itu. Jadi ia memutuskan diam, membeku. Tanpa airmata setitik pun lagi!

@@@

Fatin tak henti berjuang keras untuk meloloskan diri. Mulai dari mencari lubang di ruang bawah, menggedor dinding untuk menerobos, hingga berusaha mengirim pesan melalui internet.

Ia begitu senang saat menemukan sebuah ponsel di laci meja.

"Tidak, tak ada sinyal di sini!" gumamnya saat tak berhasil memanfaatkan ponsel itu dengan baik.

Demikian pula setitik harapan sempat membersit ketika ia menemukan sebuah laptop. Namun, ketika ia berusaha membukanya ternyata laptopnya diberi password.

"Hmmm, tanggal lahirnya, ya, tanggal lahirnya," gumamnya berusaha terus memasukkan sandi ke laptop Frankie.

Ia mengingat-ingat percakapan mereka pada satu kesempatan.

"Boleh tidak, ya, aku tahu hari dan tanggal lahirmu, Sayang?" bujuknya.

"Hmm, buat apa?" Frankie menatapnya sekilas.

Ketika itu Fatin berusaha keras memperlihatkan senyum menawan, membujuk dengan suara lembut. Tak ubahnya seorang artis sinetron, dan ia berhasil mengajuk hati lelaki itu.

"Tigabelas Desember limalima…." Sekaranglah saatnya disalin ke pin laptopnya.

Gemetar jari-jemarinya mengetik; 131255.

Dan, yaaap!

Ia berhasil memasukkan sandi itu ketika tiba-tiba terdengar suara Frankie. Seperti biasa jika baru kembali dari bepergian, ia berteriak - teriak memanggil namanya dalam nada melecehkan.

"Aloooow, Jalangku sayang, Jalangku malang…."

"Alooooow, dimanakah kamu Betinaku yang hebat?"

Fatin tidak keburu memanfaatkan laptop itu, padahal sekilas matanya melihat layar laptop terbuka lebar untuk berselancar.

"Apa kabar, jalangku yang keren?" sapa lelaki itu begitu memasuki kamar. (Bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement