Selasa 13 Dec 2016 16:00 WIB

Pendidikan Karakter Bertumpu pada Manajemen Kelas

Red:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, pengelolaan kelas adalah momen pendidikan yang menempatkan guru sebagai individu yang berwenang dan memiliki otonomi dalam proses pembelajaran. Baik untuk mengarahkan, membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi, dan mengajak seluruh komunitas kelas membuat komitmen bersama agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil.

"Manajemen kelas yang baik juga bisa menjadi momen pembentukan karakter peserta didik ketika di dalam kelas terjadi konflik. Pada momen ini guru perlu memiliki kepekaan dan kepedulian, sehingga konflik di dalam kelas yang muncul justru bisa menjadi momentum kelas untu memperkuat pembentukan karakter," ujar Mendikbud, Muhadjir Effendy.

Menurutnya, manajemen kelas yang baik akan membantu peserta didik belajar dengan lebih baik, termasuk meningkatkan prestasi belajar. Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas, terdapat momen penguatan nilai-nikai pendidikan karakter. Misalnya, untuk menanamkan nilai kedisplinan dan komitmen bersama, guru bersama peserta didik membuat komitmen kelas yang akan disepakati pada saat peserta didik belajar.

Untuk menanamkan dan mempraktikan nilai penghargaan satu sama lain, pada saat guru mengajar, peserta didik mendengarkan dengan baik. Bila peserta didik ingin bertanya atau berbicara, ia harus mengangkat tangannya. Setelah diizinkan oleh guru, ia baru boleh berbicara.

Jadi, pada saat seorang peserta didik berbicara, guru dan peserta didik yang lain diam mendengarkannya. Ini bisa menjadi aturan umum yang perlu dibiasakan dan diingatkan kembali setiap kali memulai pelajaran.

Dalam manajemen kelas, guru juga bisa membuat kesepakatan bersama dengan para peserta didik tentang konsekuensi dari berbagai macam perilaku keterlambatan dalam mengajarkan atau mengumpulkan tugas. Aturan ini dapat menumbuhkan di dalam diri mereka nilai tanggung jawab dan ketekunan.

Sekolah juga bisa menerapkan pengajaran tematis, yaitu mengalokasikan waktu khusus untuk mengajarkan nilai tertentu sebagai prioritas pembentukan karakter. Lembaga pendidikan mendesain sendiri tema dam prioritas nilai pendidikan karakter yang ditekankan. Penguatan ini diajarkan melalui mata pelajaran serta alokasi dan guru khusus untuk mengajarkan materi yang memperkuat pendidikan karakter.

Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah termasuk di dalam yang keseluruhan tata kelola sekolah, desain kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembuatan tata peraturan, dan norma sekolah. Penguatan pendidikan karakter berbasis kultur sekolah berfokus pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang merepresentasikam nilai yang menjadi prioritas lembaga pendidikan. Pembiasaan ini diintegrasikan dengan jadwal mingguan sekolah. Program ini juga akan berimplikasi pada proses belajar selama lima hari.

Guru merupakan elemen penting dalam kegiatan belajar mengajar yang menentukan kualitas pendidikan nasional. Guru menjadi subjek yang menentukan dalam proses fasilitasi pembentukan karakter generasi muda bangsa. Guru berperan sebagai media penyampai pesan pengetahuan yang humanis dan ilmiah.     c01, ed: Mansyur Faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement