Selasa 17 Jan 2017 14:00 WIB

Debat Pilkada dan Kapasitas Kepemimpinan

Red:

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) menyelenggarakan debat antarpasangan calon (paslon) yang mengikuti pilkada. Debat bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang visi dan misi masing-masing kandidat.

Ada manfaat lain, yakni bisa melihat kapasitas berpikir dan karakter kepemimpinan para kandidat, yang akan mengendalikan roda pemerintah daerah. Kini masyarakat mengharapkan kepala daerah bertipe civil servant yang cerdas dan pandai berempati.

Debat pilkada juga bisa mencerahkan rasionalitas publik. Dalam acara debat putaran pertama Pilkada DKI Jakarta, masih tampak suasana tegang  yang ditunjukkan seluruh paslon. Meski semangat berdebat, semua paslon mengalami defisit sense of humour.

Begitu juga, dengan sang moderator debat, masih belum mampu mencairkan suasana sehingga terjadi relaksasi. Faktor humor dalam debat politik sangat penting. Menstimulasi tawa tulus ternyata semakin penting bagi sektor korporasi, birokrasi, dan kegiatan politik. 

Menurut penelitian konsultan SDM internasional Hay Group, tipe kepemimpinan atau manajemen paling efektif pada era sekarang ini adalah yang bisa menimbulkan rasa humor. Eksploitasi humor telah menjadi tren global, terutama di perusahaan multinasional.

Dunia butuh transformasi budaya kerja dari yang serbakaku dan terburu waktu, menjadi situasi kerja yang mampu berbagi emosi dan empati dibumbui dengan humor segar.

Menikmati suguhan humor dari politisi yang sedang berkampanye dapat meningkatkan kadar endorphin dan mengirimkan dopamine ke otak, yang bisa memberikan rasa senang dan penghargaan.

Humor telah terbukti secara empiris melalui berbagai penelitian dapat memberikan efek positif terhadap peningkatan kualitas interaksi antara politisi dan publik. Penggunaan humor dalam memperbaiki kualitas interaksi dan komunikasi juga didukung teori yang memadai.

Acara debat pilkada juga diharapkan membangkitkan sikap kritis masyarakat yang bisa mewujudkan transformasi demokratis di negeri ini dalam berbagai tingkatan dan profesi. Transformasi ini juga akan terartikulasikan dalam gerakan membongkar budaya politik afirmatif.

Budaya afirmatif menyebabkan gaya kepemimpinan nasional dan daerah yang terkesan kering dan hanya pamer keberhasilan pembangunan fisik yang semu.

Maraknya kasus kekerasan di tengah warga kota dan tindak kejahatan hingga meningkatnya kasus narkoba dan masalah kejiwaan merupakan tantangan berat pagi paslon Pilkada DKI Jakarta. Masalah itu terjadi karena beberapa faktor yang saling memengaruhi.

Antara lain faktor kemiskinan struktural, lonjakan pengangguran usia muda akibat sempitnya lapangan kerja, ketimpangan pendidikan, meningkatnya pengidap gangguan kejiwaan usia muda, dan semakin jauhnya rasa keadilan sosial. 

Melalui debat pilkada, masyarakat bisa menakar dan mengindentifikasi gagasan, inisiatif, dan solusi paslon terkait pengembangan potensi warga. Kreativitas dan inovasi menjadi sangat penting dalam pilkada untuk merebut hati pemilih dan memenangkan pertarungan politik.

Masa depan dunia akan diwarnai fenomena luar biasa yang disebut Ideagora. Paslon hendaknya menekankan pentingnya pasar Ideagora. Hal itu terlihat dari animo masyarakat yang menganggap paslon bukan sekadar penyalur aspirasi politik belaka.

Melainkan juga sebagai pasar bagi gagasan, inovasi, dan karya unik yang bermutu bagi kepentingan publik. Ideagora yang berasal dari kata agora dalam bahasa Yunani kuno, adalah arena yang menjadi pusat aktivitas politik dan perdagangan bagi warga Athena waktu itu.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini membuat  Ideagora menjadi fungsi yang sangat strategis dan spesifik karena menjadikan pasar gagasan, inovasi, dan inisiatif yang cemerlang dapat diakses dan dikembangkan lebih lanjut oleh siapa pun.

Dalam konteks di atas, organisasi atau perseorangan dapat memanfaatkan kekuatan konvergensi TIK untuk membangun produk dan jasa yang baru dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan sebelumnya. Mekanisme di atas disebut pasar Ideagora.

Tak bisa dimungkiri kondisi DKI Jakarta masih terpuruk dalam berbagai bidang. Seperti infrastruktur transportasi, keadilan sosial yang timpang, kekerasan dan konflik sosial yang sering terjadi, serta sempitnya lapangan kerja.

Hal itu membuat rakyat Ibu Kota menunggu pemimpin baru yang mampu mengabdi kepada rakyat, bukan seorang penguasa yang sangat represif. Seorang pemimpin yang mampu dalam percaturan budaya kosmopolitan.

Juga seorang pemimpin yang memiliki segudang gagasan, kreativitas, dan daya inovasi untuk mengangkat harkat sehingga bisa bersaing pada era globalisasi. DKI Jakarta dan daerah lain membutuhkan pemimpin yang mampu mengatasi bom waktu masalah sosial-ekonomi.

Dalam konteks DKI, bom waktu itu, antara lain, jumlah pengangguran yang cukup tinggi serta menyempitnya lapangan kerja yang layak dan berprospek baik. Tulang punggung utama bagi warga DKI adalah sektor perdagangan, jasa, dan industri kreatif.

Ironisnya, tulang punggung tersebut semakin rapuh dan kurang kompetitif. Indikator lain yang sangat mengkhawatirkan adalah semakin tidak jelasnya kontribusi sektor KUKM terhadap PDRB. Padahal, KUKM ikon ekonomi dalam memperluas lapangan kerja.

Paslon kepala daerah pada saat ini harus memiliki cara efektif untuk mencetak wirausaha muda. Saatnya pemuda didorong menjadi pelaku UMKM yang  kreatif dan ulet. Sebab, peran UMKM terhadap ekonomi bangsa-bangsa di dunia sangat luar biasa.

Hal itu ditunjukkan Profesor Herman Simon, ilmuwan Jerman dengan mengambil kajian ekonomi di beberapa negara. Ternyata UMKM merupakan jagoan tersembunyi yang mampu menjadi penyelamat ekonomi nasional. 

Herman Simon adalah pemikir global yang sangat berpengaruh dan pernah menjadi kepala Euro Marketing Academy (EMAC). Tak bisa dimungkiri lagi era konvergensi teknologi informasi gelombang keempat saat ini, harus bisa dimanfaatkan para kepala daerah untuk pengembangan model bisnis baru bagi pelaku UMKM.

Peradaban gelombang keempat akan menempatkan UMKM sebagai jenis pekerjaan masa depan yang sangat menjanjikan. Hal itu tentu saja disertai tuntutan agar terus-menerus melakukan inovasi yang dipimpin para kepala daerah.

Tak pelak lagi, para pemilih pilkada serentak yang diselenggarakan pada Februari 2017 nanti, cenderung menjatuhkan pilihannya kepada paslon yang memiliki gagasan hebat untuk mengembangkan SDM pelaku UMKM yang berdaya saing.  

Bimo Joga Sasongko

Wakil Sekjen ICMI, Pendiri Euro Management Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement