Ahad 08 Jan 2017 15:00 WIB

kilas nasional

Red:

Satwa Liar Gagal Diselundupkan Lewat Adisutjipto

SLEMAN  Penyelundupan satwa liar kembali terjadi di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Sabtu (7/1). Beruntungnya, aksi tersebut terendus dan berhasil digagalkan oleh petugas PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

"Pada pukul 12.00, petugas aviation security di Screening Check Point II Terminal B Bandara Adisutjipto memeriksa dua penumpang Airasia QZ 7557 yang akan berangkat dari Yogyakarta menuju Bangkok dengan transit Cengkareng," tutur General Manager Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama.

Keduanya membawa kotak berupa kemasan sayuran khas Yogyakarta. Awalnya mereka mengaku kotak tersebut hanya berisi gudeg. Namun, setelah diperiksa, petugas menemukan puluhan satwa liar di dalamnya.

"Ada biawak 20 ekor, kadal 10 ekor, kura kura 20 ekor, kodok 10 ekor, dan lima ekor ular," ujar Pandu. Saat ini temuan tersebut sudah dilaporkan ke Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku. Begitupun dengan dua penyelundup yang  ditahan di tempat yang sama.     Rizma Riyandi, ed: Nina CH

 

Uang Baru di Kota Tasik Masih 'Dikoleksi'

TASIKMALAYA  Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Tasikmalaya Wahyu Purnama mengatakan, peredaran pecahan uang baru masih terhambat. Sebab, terdapat tren fenomena menyimpan uang jika terjadi penerbitan pecahan uang baru.

Wahyu mengatakan, sosialisasi pecahan uang baru sudah dilakukan baik ke tingkat perusahaan maupun masyarakat umum. Tetapi, ia menyadari bahwa setiap peredaran pecahan uang baru pastinya akan terlambat. Sebab, ada saja masyarakat yang memilih menyimpan pecahan uang barunya terlebih dahulu. Ada kebanggaan dalam diri mereka  jika mempunyai pecahan uang baru.

"Fenomena uang baru selalu dikumpulkan dulu sebelum dibelanjakan. Kalau sudah bosan baru dibelanjakan. Kemungkinan masih nahan, sebab ada kebanggaan punya uang baru," katanya di kantornya.

Di sisi lain, ia mensyukuri tak ada penolakan dari masyarakat ketika sosialisasi pecahan uang baru. Hanya saja, ada sejumlah masyarakat yang sempat mengira pecahan uang baru sebagai mainan, lantaran ukurannya yang berbeda dari pecahan uang sebelumnya.

"Sosialisasi begitu masif sekarang, di Tasik sudah berturut-turut kami sampaikan ini ada uang baru, tapi dalam perkembangan terakhir belum ada penolakan, walau sempat dikira uang mainan," ujarnya.     Rizky Suryarandika, ed: Nina CH

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement