Selasa 02 Sep 2014 14:30 WIB

Asap Selimuti Kota Sampit

Red:

SAMPIT -- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan mulai menyelimuti Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Asap mulai menguar di kota tersebut sejak Senin (1/9) dini hari.

"Kabut asap yang menyelimuti Kota Sampit dan sekitarnya berlangsung sejak dini hari hingga pukul 07.30," kata Heriyanto seorang, warga Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotim, di Sampit, kemarin. Saputan kabut asap mulai kerap terjadi sepekan terakhir, dan biasanya menghilang menjelang siang hari bersamaan dengan adanya embusan angin.

Meski kabut asap hanya terjadi pada pagi hari, kondisi tersebut mengganggu aktivitas warga. Selain jarak pandang yang terbatas aroma menyengat juga mengganggu pernapasan.

Menurut Heriyanto, sejak dua bulan terakhir wilayah Kabupaten Kotim tidak di guyur hujan. Terik matahari dan suhu udara yang panas dimanfaatkan sejumlah warga untuk membuka lahan pertanian dengan cara membakar. "Kepulan asap tampak dari kejauhan, dan jika dilihat dari posisinya kebakaran hutan dan lahan tersebut berada di pinggiran Kota Sampit," katanya.

Berdasarkan data satelit National Oceanic Atmospheric Administration atau NOAA-18 milik Amerika Serikat (AS), di Provinsi Kalimantan Tengah terpantau sebanyak 28 hotspot atau titik panas pada Ahad (31/8). Jumlah tersebut tersebar di 8 dari 14 kabupaten/kota.  Titik panas merupakan hasil rekaman satelit yang mendeteksi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mochtar mengatakan, angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan 30 Agustus 2014 yang mencapai 50 titik. "Dari tanggal 1 hingga 31 Agustus hotspot di Kalteng mencapai 662. Memasuki Agustus hingga Oktober kondisi Kalteng memang sangat panas sehingga hutan dan lahan mudah terbakar," tambah Mochtar.

Lokasi hotspot terpantau di Kabupaten Katingan terpantau 8 titik, Kapuas 7 titik, Kotawaringin Timur 5 titik, Sukamara 2 titik, Seruyan 2 titik, Pulang Pisau 2 titik, Kota Palangka Raya 1 titik, dan Kota Waringin Barat 1 titik. Mochtar memprediksi titik hotspot maupun kebakaran hutan dan lahan di Kalteng akan terus bertambah. Terlebih, Agustus hingga Oktober 2014 diperkirakan terjadi puncak musim kemarau.

Pemadaman sukar

Kendati titip panas sudah menurun, tim darat Manggala Agni Provinsi Kalimantan Tengah masih kesulitan memadamkan kebakaran hutan maupun lahan. Ha itu utamanya akibat minimnya sumber air di lokasi kejadian.

Di lahan yang tercakup dalam Taman Nasional Sebangau, pada 29 Agustus 2014 terjadi kebakaran seluas 90 hektare. Dari jumlah itu yang mampu dipadamkan hanya 5 hektare. Pada 30 Agustus sekitar 15 hektare lahan masyarakat di jalan Tjilik Riwut kilometer 28 hanya empat hektare berhasil dipadamkan. "Sulitnya melakukan pemadaman itu karena keterbatasan air dan lokasi yang terbakar," tambah Mochtar.

Satelit NOAA 18 juga merekam kemunculan 40 titik panas di Pulau Sumatra pada Ahad (31/8). Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan, puluhan hotspot tersebut tersebar di sejumlah provinsi. "Tiga titik panas di Riau berada di Kabupaten Indragiri Hulu," kata Kepala BPBD Riau Said Saqlul Amri, kemarin.

Hasil rekaman NOAA 18 tersebut jauh meningkat dibandingkan hari sebelumnya, yakni sebanyak 11 titik panas. Dalam kurun waktu April hingga Agustus 2014, Polda Riau telah menetapan 90 orang sebagai tersangka kejahatan kehutanan, khususnya kasus pembakaran hutan dan lahan serta illegal logging. antara ed: fitriyan zamzami

***

TITIK PANAS

KALIMANTAN TENGAH:

30 Agustus 2014: 50 titik

31 Agustus 2014: 28 titik

SUMATRA:

30 Agustus 2014: 11 titik

31 Agustus 2014: 40 titik

Sumber: BPBD Kalteng/BPBD Riau

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement