Kamis 19 Jun 2014 14:00 WIB

Korban 'Tanjakan Emen' Bertambah

Red:

SUBANG — Korban kecelakaan bus yang dikendarai rombongan studi tur siswa SMA Al Huda, Cengkareng, Jakarta Barat, kini bertambah satu orang. Irwan Syahril Sabudin (25 tahun), staf tata usaha (TU) sekolah tersebut, meninggal dunia pada Rabu (18/6) pagi. Bambang Riyanto, humas SMA Al Huda, mengatakan, Irwan baru meninggal tadi pagi dan jenazahnya baru dibawa dari Subang menuju Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

Total sembilan korban yang meninggal dunia itu terdiri atas lima orang siswa, satu orang guru, satu orang tenaga TU, sopir, dan kernet bus. Sebelumnya, diberitakan ada delapan korban meninggal dalam kecelakaan yang terjadi di Tanjakan Emen, Kampung Cicenang, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa malam (17/6), sekitar pukul 18.30 WIB. Korban meninggal maupun luka-luka dibawa ke  RSUD Ciereng, Subang, Jawa Barat.

Pihak RUSD Cierang mengatakan, sudah tidak lagi merawat korban kecelakaan lalu lintas bus pariwisata yang membawa 54 pelajar itu. Wakil Direktur Utama RSUD Ciereng Subang Dwinan Marchicawati mengatakan, semua korban telah dibawa keluarganya, termasuk korban yang meninggal dunia. ''Sudah tidak ada lagi, kami sudah tidak merawat korban kecelakaan di Tanjakan Emen, Ciater,'' ujarnya, Rabu (18/6).

Dwinan membenarkan jika pada hari kejadian korban meninggal dunia ada delapan orang. Namun, dini hari bertambah satu lagi sehingga totalnya menjadi sembilan orang. Korban lainnya mengalami luka berat sebanyak 12 orang dan 25 orang lainnya mengalami luka ringan. Sebagian korban luka berat dan ringan kini telah dirawat di RSUD Cengkareng.

Penyidik dari Satlantas Polres Subang, Jawa Barat, menduga penyebab kecelakaan tersebut akibat human error. Pasalnya, sewaktu rombongan tersebut turun dari Tangkuban Parahu menuju kawasan wisata Ciater, bus nahas itu terlihat hilang kendali.

Anggota Satlantas Polres Subang Aiptu Sukendar mengatakan, berdasarkan keterangan saksi dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kesimpulan sementara kecelakaan itu disebabkan human error. Karena, sewaktu bus itu melaju di jalanan yang turun dan menikung, sopir bus seperti tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya. Apalagi, sopir bus tak bisa mengantisipasi kendaraan yang ada di depannya.

''Sebelum menabrak tebing dan terbalik, bus itu menabrak kijang kapsul yang ada di depannya dulu,'' ujarnya.

Sukendar memastikan penyebab kecelakaan bukan karena rem blong ataupun faktor cuaca. Justru, rem bus itu tak berfungsi ketika sopir tidak bisa mengendalikan kendaraannya.

Sebelumnya, di TKP polisi sudah melakukan rekonstruksi peristiwa tersebut. Kapolres Subang AKBP Chiko Ardiwiatto mengatakan, polisi terus menggenjot penyelidikan. Sejumlah saksi sudah dimintai keterangan itu, baik dari kalangan pelajar yang selamat maupun korban yang ada di minibus Kijang kapsul yang dihantam oleh bus tersebut.

Pihak Jasa Raharja menjanjikan santunan bagi keluarga korban meninggal sebesar Rp  25 juta untuk tiap orang. ''Kami siapkan 25 juta untuk korban meninggal dan 10 juta untuk korban luka yang butuh perawatan,'' ujar Dodi Apriansyah, kepala Jasa Raharja Jakarta Barat.

rep:ita nina winarsih/c85 ed: andi nur aminah

***

Korban meninggal:

1.    Silvy Oktaviani (17 tahun), pelajar, warga Rawalele RT 01/RW 07, Kalideres, Jakarta Barat.

2.    Ajeng Nurulita (17 tahun), pelajar, warga Rawalele RT 02/RW 01, Kalideres, Jakarta Barat.

3.    Angga Praditya Ahmad (17 tahun), pelajar, warga Jalan Pangkalan RT 07/RW 10, Kalideres, Jakarta Barat.

4.    Silmi Novia Astiani (17 tahun), pelajar, warga Jalan Rawalele, Kalideres, Jakarta Barat.

5.    Febri Fitriani, (17 tahun), pelajar, warga Jalan Rawabebek, RT 07/RW 13, Penjaringan, Jakarta Utara.

6.    Destriani (25 tahun), guru, warga Jalan Cendrawasih RT 10/RW 06, Tangerang.

7.    Irwan Sababudin (25 tahun), staf TU¸ warga Jalan Utama Raya RT 04/RW 09, Rorotan, Cengkareng, Jakarta Barat.

8.    Dasril Asmara (sopir) dengan alamat belum jelas.

9.    Abdul Rahman (kernet bus), warga Jalan Pangkalanjati RT 05/ RW 04 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement