Kamis 14 Nov 2013 06:05 WIB
Islamic Book Fair Award

IBF Award Berganti Nama

Suasana Islamic Book Fair.
Foto: islamic-bookfair,com
Suasana Islamic Book Fair.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada yang berubah pada Islamic Book Fair (IBF) Award ke-13 tahun 2014 yang akan digelar di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, 28 Februari-9 Maret 2014. Islamic Book Fair (IBF) Award yang biasanya selalu digelar setiap kali ajang IBF diadakan, sekarang berganti nama menjadi Islamic Book Award (IBA).

“Semangatnya adalah setelah 10 kali memberikan penghargaan IBF Award, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta, mulai IBF Award ke-11, ingin penghargaan buku Islam terbaik itu lebih meningkat mutunya, lebih luas sasarannya, dan lebih banyak buku yang dinilai sehingga hasilnya akan semakin baik. Karena itu, penghargaan tersebut kita sempurnakan menjadi Islamic Book Award,” kata Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro di Jakarta, Rabu (13/11).

IBF Award diberikan sejak penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF) keempat tahun 2005. Penghargaan tersebut diberikan kepada buku-buku Islam terbaik dan insan perbukuan di Tanah Air. Penghargaan tahunan bertujuan menggali dan mengembangkan potensi insan perbukuan Islam serta membangkitkan semangat dan motivasi masyarakat untuk membaca dan menulis buku.

“Kehadiran IBF Award diharapkan dapat menjadi lokomotif  bagi perkembangan dunia perbukuan Islam di Tanah Air sehingga menjadi lebih maju, semarak, dinamis, dan tumbuh lebih cepat,” ujarnya.

Ia menjelaskan, perubahan dari IBF Award menjadi Islamic Book Award karena semakin meluasnya spektrum dan daya jangkau penghargaan tersebut di kalangan insan perbukuan di Tanah Air. “Penghargaan ini diharapkan menjadi magnet dan daya tarik bagi insan perbukuan, khususnya kalangan penerbit dan penulis buku Islam,” ujarnya.

Afrizal menambahkan, dengan demikian, buku-buku yang akan dinilai oleh Dewan Juri Islamic Book Award ini tidak hanya buku-buku yang diterbitkan oleh peserta IBF, tapi juga mencakup seluruh penerbit buku Islam yang ada di Tanah Air.

Memang momentumnya bersamaan dengan penyelanggaraan Islamic Book Fair, tapi apresiasi terbaik untuk insan perbukuan Islam ini diberikan kepada seluruh penerbit buku Islam. “Jadi, mereka yang tidak ikut IBF pun bukunya tetap bisa dinilai oleh Dewan Juri Islamic Book Award yang diketuai oleh Wakil Menteri Agama Prof Dr Nasaruddin Umar,” katanya.

Lalu, dari mana panitia Islamic Book Award mendapatkan buku-buku yang akan dinilai oleh Dewan Juri? Ketua Panitia IBF ke-13 tahun 2014 Abdullah Fanani mengatakan, ada dua cara. Pertama, panitia berkirim surat kepada seluruh penerbit buku Islam agar mengirimkan buku-buku terbaik mereka.

Kedua, panitia mencari melalui jaringan toko buku besar tentang buku-buku terbaik atau best seller di jaringan toko buku mereka. Istilahnya, panitia blusukan untuk mendapatkan buku-buku terbaik dari para penerbit buku Islam di berbagai kota untuk dinilai. “Jadi, tidak hanya buku-buku yang diterbitkan oleh anggota Ikapi DKI Jakarta, tapi juga para penerbit di seluruh Tanah Air,” tutur Fanani.

Karena itu, kata Fanani, Islamic Book Award ini lebih bergengsi dibandingkan IBF Award yang diadakan selama ini. “Islamic Book Award ‘naik tingkat’ dibandingkan IBF Award. Mengingat tugas dewan juri pasti lebih berat dan banyak, panitia menambah jumlah anggota dewan juri dari lima orang menjadi tujuh orang.

Wakil Ketua Panitia IBF 2014 M Anies Baswedan mengatakan, tak hanya jangkauan penerbit yang lebih luas, Islamic Book Award juga lebih banyak kategorinya. “Di samping kelompok buku Islam terbaik dan tokoh perbukuan Islam, juga diberikan penghargaan untuk karya ilustrasi terbaik dan desain sampul terbaik,” ujar Anies.

Secara keseluruhan, kata Anies, ada tujuh kategori Islamic Book Award 2014. Yakni, Buku Islam Terbaik Kategori Fiksi Anak, Buku Islam Terbaik Kategori Fiksi Dewasa, Buku Islam Terbaik Kategori Nonfiksi Anak, Buku Islam Terbaik Kategori Nonfiksi Dewasa, Buku Islam Terbaik Kategori Terjemahan, Buku Islam dengan Ilustrasi Terbaik, dan Buku Islam dengan Desain Sampul Terbaik. n irwan kelana ed: chairul akhmad

 

Mencari Tokoh Perbukuan Islam

Irwan Kelana

Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta kembali akan memberikan penghargaan kepada tokoh perbukuan Islam yang akan diserahkan pada ajang Islamic Book Fair (IBF) ke-13 tahun 2014 di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, 28 Februari-9 Maret 2014.

“Pemberian penghargaan kepada Tokoh Perbukuan Islam itu merupakan bagian dari penghargaan Islamic Book Award yang mencakup Buku Islam Terbaik dan Tokoh Perbukuan Islam,” kata Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro di Jakarta, Rabu (13/11).

Lebih jauh, Afrizal menjelaskan, ada enam kriteria yang dinilai oleh Dewan Juri Islamic Book Award yang diketuai Prof Dr Nasaruddin Umar. Yakni, Muslim atau Muslimah, warga negara Indonesia (WNI), memiliki profesi di dunia perbukuan Islam, dan berperan aktif dalam pertumbuhan minat baca dan perkembangan buku Islam di Indonesia, khususnya pada periode lima tahun terakhir.

Di samping itu, kata Afrizal, karya dan atau kiprahnya dapat menjadi inspirasi bagi perkembangan buku Islam, dan dapat membawa perubahan bagi masyarakat Muslim.

Afrizal menyebutkan, hingga saat ini sudah ada 10 orang yang pernah menerima anugerah Tokoh Perbukuan Islam. Mereka, antara lain, Prof Dr Syafii Maarif, Dr Muhammad Syafi’i Antonio, Habiburrahman El Shirazy, Asma Nadia, dan Gola Gong. n ed: chairul akhmad

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement