Rabu 13 Nov 2013 06:05 WIB
Rumah Sakit Islam

BSMI Kembangkan Rumah Sakit

Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)
Foto: Antara
Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga nirlaba Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kini semakin banyak memberikan kontribusi bagi kemaslahatan umat. Setelah banyak mengirimkan tim medis ke daerah bencana dan daerah konflik di dunia, lembaga ini juga mengembangkan rumah sakit.

Jika sering berkendara melewati Jalan Raya Kramat Jati, Jakarta Timur, sejajar dengan pasar Induk Kramat Jati, sering terlihat sebuah rumah sakit dengan lambang bulan sabit merah besar di depannya. Itulah rumah sakit milik BSMI dengan nama resmi Jakarta Islamic Hospital.

Kini, rumah sakit ini semakin dikembangkan. Di tempat yang sama dibuat rumah sakit khusus untuk ibu dan anak dengan nama RSIA Al-Fauzan. Kemudian, agar rumah sakit ini semakin mudah dijangkau, akan dibuatkan juga jembatan penghubung gerbang menuju lokasi yang bisa diakses langsung dari tepi jalan raya utama menuju ke Bogor ini.

Mantan ketua BSMI yang kini duduk sebagai pengawas utama RSIA Al-Fauzan, Basuki

Supartono, mengatakan, mendirikan institusi layanan kesehatan seperti ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Butuh perjuangan yang keras dan lama sehingga sebuah rumah sakit yang bisa banyak membantu masyarakat miskin ini bisa terwujud.

Apalagi, ia tidak mau membuat sebuah program yang setengah-setengah. Untuk itu, banyak kelengkapan yang harus dipenuhi agar rumah sakit ini bisa menjadi tempat yang layak. “Semua izin, termasuk peruntukan lahan, IMB, amdal, juga pengawasan yang ketat dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, telah dipenuhi,” ujarnya dalam acara peletakan batu pertama RSIA Al-Fauzan di Jakarta, Selasa (12/11).

Rumah sakit ini dibangun di atas seluas 2.250 meter persegi dengan bangunan lima lantai. Dibandingkan dengan rumah sakit lainnya, RSIA Al-Fauzan punya banyak kelebihan. Pihak pendiri selalu mengutamakan lokasinya agar ramah lingkungan, teduh, dan nyaman. “Kami juga akan membuat taman vertikal di sini,” kata Basuki.

Aman dan nyaman untuk masyarakat menjadi prioritas yang diunggulkan di rumah sakit ini. Peralatan dan semua fasilitasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Ke depan, BSMI akan membuat sebuah laboratorium canggih untuk mengembangkan manfaat sel punca.

Selain itu, kata Basuki, rumah sakit ini juga mengutamakan kehalalan. Pihaknya kini sedang mengajukan sertifikasi halal dari lembaga yang berwenang, yaitu LPPOM MUI. Ia menjamin semua obat, alat kesehatan, dan makanan yang diberikan oleh rumah sakit ini layak digunakan untuk umat Islam.

“Kami tak hanya sekadar membangun gedung rumah sakit, tapi kami juga membangun peradabannya. Kami buat sesuai dengan peraturan pemerintah, namun juga punya banyak kelebihan. Salah satunya adalah menjadi rumah sakit yang halal bagi pasiennya,” jelas Basuki.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Timur Fauzi Mashud mengatakan, adanya Jakarta Islamic Hospital perlu diacungi jempol. “Niatnya memang baik, untuk menolong masyarakat yang kurang mampu.”

Mashud memaparkan, kebanyakan rumah sakit yang baru didirikan pasti mengambil lokasi di lahan yang sangat strategis demi mengincar keuntungan. Namun, rumah sakit ini tidak. Justru memilih lokasi di tengah-tengah permukiman padat agar masyarakat yang butuh pertolongan medis bisa langsung mendapatkan pertolongan. “Ini membuktikan bahwa dibangunnya rumah sakit ini adalah untuk kemaslahatan umat,” katanya. n rosita budi suryaningsih ed: chairul akhmad

KUTIPAN

Kami tak hanya membangun gedung rumah sakit, tapi kami juga membangun peradabannya.

BOX

Pasien tak Mampu Jadi Prioritas

Rosita Budi Suryaningsih

Direktur RSIA Al-Fauzan Prita Kusumaningsih mengatakan, pihaknya siap memberikan pelayanan kesehatan, baik untuk ibu dan anak maupun masyarakat umum. “Peletakan batu pertama ini menjadi simbol bahwa kami siap membangun,” ujarnya.

Ia mengatakan, kesehatan merupakan salah satu hal yang sering terlewatkan oleh manusia. Orang sering menyadari pentingnya kesehatan ketika sudah terbaring sakit. “Untuk itulah, dibangun sebuah rumah untuk menuju sehat kembali. Namun, jangan sampai sembuh dari satu penyakit, tapi kena penyakit yang lainnya.”

Prita menambahkan, ketika pasien dirawat ke rumah sakit ini, perlakuannya tidak akan sama dengan rumah sakit kebanyakan. Mereka akan diterima dengan ramah dan senyuman menjadi jaminannya. Juga, untuk kualitas pemeriksaan kesehatannya, RSIA Al-Fauzan menyiapkan dua dokter spesialis untuk satu pasien agar pasien mendapatkan jaminan keamanan yang lebih pada diagnosis penyakitnya.

Bagi pasien yang tidak mampu, rumah sakit ini juga akan memberikan prioritas tersendiri. Setelah mendapatkan surat keterangan tidak mampu, pasien tersebut akan mendapatkan bantuan biaya perawatan dari dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) rumah sakit. n ed: chairul akhmad

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement