Kamis 10 Oct 2013 07:15 WIB
Industri Nasional

Memacu Industri Nasional yang Tangguh (2)

Sejumlah pengunjung melihat produk unggulan yang dipamerkan di Pameran Produk Indonesia (PPI) di Bandung, Jabar, Ahad (29/9).
Sejumlah pengunjung melihat produk unggulan yang dipamerkan di Pameran Produk Indonesia (PPI) di Bandung, Jabar, Ahad (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, Produk IKM berbasis inovasi dan kreatifvitas menjadi salah satu industri andalan pemerintah Indonsia. Mengapa industri berbasis kreatif? Karena ekonomi kreatif menjadi salah satu solusi untuk perkembangan ekonomi sebuah bangsa di saat situasi keuangan global mengalami pelemahan. Apalagi, sumber daya energi semakin berkurang dalam beberapa dekade mendatang.

Sebagai dasar pengembangan industri kreatif di Indonesia, Menperin MS Hidayat mendorong masyarakat dan pelaku IKM untuk menggali dan mengembangkan keunikan budaya lokal. Industri kreatif dinilai menjadi salah satu sektor yang terus didorong untuk memasuki masyarakat ekonomi ASEAN (AEC). “Industri kreatif bisa menghasilkan produk unik dengan nilai seni tinggi dan dapat bersaing di pasar. Industri ini juga mampu menyerap banyak tenaga kerja,” katanya.

Menyadari potensi pengembangan produk IKM tak hanya di Pulau Jawa, Kemenperin berusaha meningkatkan produksi IKM di luar Pulau Jawa pada 2014. Selama ini, kebanyakan produk IKM hanya tumbuh berkembang di Pulau Jawa. Sampai 2011, jumlah IKM mencapai 3,8 juta unit dari berbagai macam produksi, dengan sebaran 75 persen berada di Pulau Jawa dan 25 persen di luar Pulau Jawa.

Menperin berharap pada tahun 2014, sebarannya bergeser menjadi 60 persen di Jawa dan 40 persen di luar Jawa pada 2014. Untuk meningkatkaan IKM di luar pulau Jawa, pemerintah mengajukan pemberian kredit usaha rakyat (KUR) serta meningkatkan infrastruktur.

Mencetak wirausaha IKM

Untuk mencetak lebih banyak wirausahawan baru, khususnya di sektor IKM dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Kemenperin menargetkan dapat mencetak tiga ribu wiraswasta baru pada sektor industri kerakyatan pada 2014. Saat ini, terdapat sekitar lima ribu wiraswasta wanita yang telah dididik oleh Ditjen IKM Kemenperin.

Untuk mencetak ribuan wirausaha baru setiap tahunnya, Kemenperin menggandeng beberapa universitas untuk menjaring mahasiswa atau lulusan yang memiliki minat tinggi untuk menjadi wiraswasta. "Kemenperin dan perguruan tinggi (PT) menyediakan inkubator, pendampingan, dan pemberian peralatan kepada calon wirausaha," ujar Dirjen IKM Kemenperin, Euis Saedah.

Inkubator ini digelar PT bersama Kemenperin ini di antaranya Universitas Sumatera Utara (USU) dan Unuversitas Hasanuddin. Untuk melakukan penjaringan terhadap calon peserta, diadakan rekrutmen dengan tahapan psikotes. Setelah itu, calon peserta diajari tentang kewirausahaan dan produksi. Setelah diketahui minat bisnis mereka, peserta akan diminta untuk membuat rencana bisnis yang nantinya akan dipresentasikan. Peserta terbaik akan diberi bantuan peralatan.

Sejumlah pihak berharap sektor IKM atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) daerah kembali menjadi andalan penopang perekonomian nasional di tengah resesi ekonomi global, yang lambat laun berimbas ke ekonomi nasional. Pelemahan sektor ekonomi dalam negeri terindikasi dari berbagai permasalahan saat ini, seperti defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, hingga pelemahan nilai tukar rupiah.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P Roeslani mengatakan, kontribusi UMKM/IKM bagi penguatan ekonomi daerah sangat besar. Dengan potensi yang ada, masa depan Indonesia ada di daerah-daerah.

Potensi di daerah dinilai beragam, mulai sektor pariwisata, pertambangan, pertanian, hingga industri kecil dan menengah, serta beberapa potensi lain. Masing-masing daerah memiliki keunggulan yang khas. Semua pihak, terutama kepala daerah serta pelaku usaha di daerah, diminta melakukan upaya-upaya penguatan sektor itu agar bisa meningkatkan produktivitas dan lebih berdaya saing.

UMKM, katanya, bisa menjadi salah satu penopang ekonomi saat krisis dan itu sudah terbukti, yakni tahun 1997/1998. "Oleh karena itu, penguatan UMKM harus dilakukan agar bisa berkontribusi tidak hanya bagi penguatan ekonomi daerah saja, tetapi juga nasional,” ujar Rosan, Kamis (26/9).

UMKM jadi isu dunia

Isu pengembangan dan penguatan UMKM juga menjadi perbincangan para kepala negara di KTT APEC, Bali, pada 7-8 Oktober 2013. Para Pemimpin APEC berkomitmen untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi UMKM, yang diharapkan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi APEC.

Dalam hasil KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali, yang berakhir pada Selasa (8/10), pertumbuhan ekonomi global yang kuat, seimbang dan berkelanjutan diharapkan dapat dimotori oleh keterlibatan kaum muda, pebisnis wanita, dan UMKM. "Mereka semua adalah tulang punggung ekonomi APEC," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membacakan hasil KTT APEC ke-21 dihadapan oleh 20 pemimpin ekonomi dari kawasan Asia Pasifik.

Beberapa langkah yang disepakati untuk memberdayakan motor-motor baru pertumbuhan ekonomi tersebut adalah memperluas partisipasi wanita dalam bisnis dengan menciptakan lingkungan yang nyaman berbasis reformasi gender secara struktural.

Dukungan terhadap pelaksanaan berbagai latihan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi serta pembangunan budaya kewirausahaan juga menjadi langkah konkret yang disepakati para Pemimpin APEC. APEC juga berkomitmen untuk bersama-sama memfasilitasi pembiayaan perdaganan lintas regional, karena instrumen tersebut dapat meningkatkan peluang meluasnya perdagangan internasional yang dilakukan UMKM. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement