Senin 13 May 2013 01:45 WIB
Pilpres Iran

Rafsanjani Ikut Pilpres Iran

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad
Foto: Reuters/Murdani Usman
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad

REPUBLIKA.CO.ID,  TEHERAN — Pemilu Presiden Iran tak hanya didominasi orang-orang yang dianggap dekat dengan pemimpin spiritual Ayatullah Ali Khamenei. Pada Sabtu (11/5), mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjani dan Esfandiar Rahim Mashaei, orang dekat Presiden Mahmud Ahmadinejad, mendaftarkan diri sebagai calon presiden.

Dua kandidat ini sama-sama memiliki pengaruh. Mereka diyakini mampu meraih suara signifikan dan menjadi pesaing calon kubu konservatif yang dekat Khamenei. Rafsanjani (78 tahun) mendaftarkan diri pada menit-menit terakhir pendaftaran. Ia pernah menjabat presiden pada 1989-1987. Ia bakal memperoleh dukungan para reformis.

Sebab, saat sengketa Pemilu 2009 yang dimenangkan Ahmadinejad, ia mendukung aksi massa para reformis. Kala itu, massa reformis yang menamakan diri Gerakan Hijau berunjuk rasa setelah calon yang mereka dukung, Mirhossein Mousavi dan Mehdi Karoub, kalah. Puluhan orang tewas akibat bentrokan massa dengan aparat keamanan.

Kini, Rafsanjani juga menjadi andalan mereka. Ia dapat membuka jalan bagi meredanya ketegangan Iran dengan dunia luar. Kelak, Rafsanjani menjauhkan Iran dari sikap keras. Para pengamat mengatakan langkah Rafsanjani merupakan sebuah drama politik. Televisi memperlihatkan dirinya sedang tersenyum dan melambaikan tangan ketika mendaftarkan diri menjadi calon presiden.

Mohammad Khatami, mantan presiden, pada Jumat lalu mendorong dirinya untuk bertarung di pemilu presiden. “Rafsanjani adalah salah satu pilar revolusi Islam, sedangkan Khatami standar bagi gerakan reformasi,” kata Yasmin Alem, pakar sistem Pemilu Iran yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Pada 2005 pendukung mereka berseberangan, tetapi sekarang saling mendukung.

Mashaei maju dalam pemilu 14 Juni mendatang sebagai penerus Ahmadinejad. Berdasarkan aturan, Ahmadinejad tak bisa bersaing merebut periode kepemimpinan ketiga. Bila terpilih, kebijakan Mashaei bakal sama dengan Ahmadinejad. “Saya akan meneruskan langkah pemerintahan Ahmadinejad,” kata Mashaei kepada wartawan setelah mendaftarkan diri sebagai calon presiden.

Saat pendaftaran, televisi pemerintah memperlihatkan Ahmadinejad mendampingi Mashaei sambil mengumbar senyum. Sang presiden mengangkat tangan orang dekatnya itu, pertanda memberikan dukungan. “Mashaei berarti Ahmadinejad dan Ahmadinejad berarti Mashaei,” demikian pernyataan Ahmadinejad yang dikutip kantor berita Iran, IRNA.

Semua calon harus memperoleh persetujuan dari Dewan Pengawas. Bulan ini mereka akan memutuskan siapa saja yang berhak melaju. Namun, pertentangan Mashaei bersama pemerintahan Ahmadinejad dengan kelompok konservatif, bisa menjegalnya. Mereka menuding Mashaei sebagai tokoh yang mengabaikan nilai-nilai Islam.

Mashaei menyadari akan kondisi ini. Ia mengatakan akan menghormati hukum jika dewan tersebut mengganjal pencalonan dirinya. “Semua harus tunduk pada hukum,” katanya. Keputusan Rafsanjani dan Mashaei mencalonkan diri memang bertujuan meredam kesempatan pendukung Khamenei menang. Ini merupakan tekanan agar kubu konservatif tak mengajukan banyak sosok garis keras.

Dukungan besar biasanya diberikan kepada mereka yang dinilai setia pada Khamenei. Di antara sosok yang dekat Khamenei adalah penasihatnya, Ali Akbar Velayati, Wali Kota Teheran Mohammad Bagher Qalibaf, serta anggota parlemen dan negosiator nuklir Iran Saeed Jalili. Jalili menyerahkan namanya sebelum Rafsanjani menyatakan maju bertarung di pemilu presiden. n ichsan emrald alamsyah/ap/reuters ed: ferry kisihandi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement