Sabtu 05 Jul 2014 16:00 WIB

Kunjungan ke Al-Aqsha Dibatasi

Red: operator

YERUSALEM — Israel memberlakukan pembatasan memasuki Masjid Al-Aqsha selama Ramadhan. Terkait dengan pembatasan itu, Israel mengerahkan petugas kepolisian.

Ma’an News Agency, Jumat (4/7), melaporkan, pembatasan diberlakukan pada jamaah Palestina yang memasuki kompleks Al-Aqsha. Polisi Israel memperboleh kan jamaah berusia 50 tahun lebih dan memiliki identitas Yerusalem. Selain itu, anak-anak dan wanita segala usia dibatasi untuk memasuki kom pleks Al-Aqsha selama Ramadhan.

Warga Tepi Barat yang memiliki akses diizinkan masuk ke Al-Aqsha meskipun Pemerintah Israel di Betlehem membentuk 300 pos pemeriksaan ke semua warga Hebron yang dimulai dari persimpangan. Seorang jamaah mengatakan, tentara Israel di pos pemeriksaan tidak mengizinkan mereka menyeberang. Meskipun mereka berusia 50 tahun. Hal itu disebabkan mereka berasal dari distrik Hebron.

Pada Jumat pertama Ramadhan, puluhan ribu warga Palestina berkumpul dan berdoa di kompleks Masjid Al-Aqsha. Sering kali, warga Palestina yang dari Tepi Barat serta Jalur Gaza dilarang memasuki Yeru salem oleh Zionis Israel.

Larangan puasa

Sementara itu, Pemerintah Cina mengumumkan warganya dilarang berpuasa pada bulan suci. Kini, Pemerintah Cina menghukum warga Muslim di wilayah Xinjiang yang d iketahui berpuasa.  International Bisnis Times, Kamis (3/7), menyebutkan, para pejabat Cina melarang Muslim di wilayah Xinjiang berpuasa pada bulan suci. Saat ini, ada beberapa orang yang dihukum karena tidak mematuhi larangan di provinsi konflik itu. ‘’Kami mengingatkan semua orang bahwa mereka tidak diperbolehkan melaksanakan puasa Ramadhan,’’ ujar pejabat Pemerintah Cina beberapa hari yang lalu.

Beberapa instansi pemerintah mem-posting larangan berpuasa di situs web mereka. Menurut mereka, pelarangan berpuasa mencegah lembaga mempromosikan agama. Sedangkan, pada media negara Bozhou Radio dan televisi universitas, melarang anggota partai, guru, atau dosen serta pemuda mengikuti kegiatan Ramadhan.

Larangan berpuasa ini bukanlahhal yang baru. Pada tahun sebelumnya, larangan serupa diberlakukan. Na mun, pada tahun ini situasi di negara Tirai Bambu tersebut dalam keadaan sensitif. Seperti halnya  Beijing menyalahkan ekstremis Uighur yang menyebabkan meningkatnya kekerasan di negara yang khas dengan binatang panda itu.

Pelarangan itu dilihat sebagian besar Muslim sebagai serangan terhadap agama Islam. Belum lagi, saat ini dunia internasional diguncang kelompok teroris yang menyerang Irak dan Suriah. Kini, umat Islam di dunia inter nasional mengamati nasib umat Muslim di Cina. Mereka pun menyerukan umat Islam di seluruh dunia membantu mereka.

Sementara, umat Muslim di Kota Mandalay, Myanmar, bernapas lega karena melaksanakan ibadah shalat Subuh dengan tenang mulai Jumat (4/7) pagi seperti dilansir AP. Hal ini terjadi setelah jam malam di kota ter besar kedua di Myanmar itu dipu lihkan. Sudah dua malam, kota ter sebut dilanda kekerasan antaretnis agama. Ekstremis Buddha melakukan serangan terhadap minoritas Muslim di Kota Mandalay.

rep:c64/c66 ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement