Senin 15 Sep 2014 12:56 WIB

Tak Ada Waswas di Slamet

Red:

Letak Dusun Sarangan, Desa Penager, Kecamatan Pulosari, Pemalang, tak jauh dari puncak Gunung Slamet. Hanya sekira tujuh kilometer jarak yang memisahkan sarangan dengan puncak yang tengah bergolak itu.

Meski begitu, aktivitas mengancam Gunung Slamet itu tak terlalu menakutkan bagi warga Sarangan. "Namine mawon Nunung Slamet, nopo mawon tetep slamet," ujar Tajri (51 tahun), warga Dusun Sarangan, RT 15/05 dalam bahasa Jawa, Ahad (14/9). Menurutnya, karena nama gunung tersebut "Slamet," ia meyakini bagaimanapun warga yang tinggal di sekitarnya akan diberi keselamatan.

Hal yang sama juga diungkapkan Asikin (46), warga Desa Gambuhan. Menurutnya, warga di lingkungannya tidak merasa khawatir dengan aktivitas gunung setinggi 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

Terlebih, sejak dua malam terakhir aktivitasnya cenderung menurun. "Gunung Slamet, ya begini, anget sebentar, tapi mendatangkan banyak orang," kata penjual kopi di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan. Ia membagi keyakinan serupa dengan kebanyakan warga lereng Gunung Slamet bahwa peningkatan aktivitas Gunung Slamet tak perlu membuat waswas.

Ia menuturkan, puncak aktivitas itu hanya berlangsung dua hari menjelang akhir pekan lalu yang sempat ditandai dengan keluarnya cincin asap. "Namun dari dulu gunung Slamet, ya seperti ini. Sehingga, warganya tak merasa waswas yang berlebihan," ujarnya.

Lontaran batuan pijar sesekali masih terjadi di puncak Slamet. Batuan pijar yang terlontar juga membakar semak dan pepohonan yang berjarak 500 meter dari puncak gunung.

Namun secara umum, Gunung Slamet pada Sabtu (13/9) dan Ahad (14/9) sangat tenang. Cuaca cerah, tak ada lagi asap kelabu atau asap putih terlihat di puncak gunung. Aktivitas kegempaan yang sejak beberapa pekan terakhir seperti tidak ada putusnya, sama sekali tidak terjadi pada Sabtu (13/9) malam.

Data dari pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, sepanjang Sabtu (14/9) pukul 18.00 hingga Ahad (14/9) pagi, asap putih maupun kelabu sama sekali tidak terlihat mengepul dari puncak. Demikian juga kegempaan, sama sekali nihil. "Sepanjang malam, tidak ada letusan sama sekali. Karena itu, juga tidak ada lontaran lava pijar," kata Sudrajat, koordinator pos pengamatan Gunung Slamet, Ahad.

Demikian juga, pada Ahad sejak pukul 06.00 hingga pukul 12.00 WIB, aktivitas kegempaan yang dipantau melalui seismograf tidak mencatat adanya gempa sama sekali. Hanya terpantau asap putih dengan ketinggian 50 meter dari puncak.

Ihwal aktivitas Gunung Slamet yang tiba-tiba menjadi tenang ini, menurut Sudrajat, tidak bisa mengungkapkan secara pasti apa yang menjadi penyebabnya. "Semoga saja aktivitas yang cenderung turun ini mengindikasikan Gunung Slamet sudah melewati masa-masa aktivitas yang tinggi dan akan kembali ke masa yang landai," ujarnya.

Meski demikian, ia menegaskan, status Slamet masih tetap Siaga level III. Namun, tidak tertutup kemungkinan status diturunkan kalau kondisi landai ini berlangsung selama beberapa waktu ke depan. "Kita akan terus melakukan pemantauan. Kalau selama beberapa hari ke depan begini terus, tentu PVMBG akan menurunkan statusnya," kata Sudrajat.  rep:s bowo pribadi/eko widiyatno ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement