Kamis 27 Oct 2016 11:00 WIB

Dampak ZCD BAZNAS Terhadap Kemiskinan Mustahik

Red:

Republika/ Yasin Habibi         

 

 

 

 

 

 

 

 

Permasalahan utama yang se ring dihadapi oleh negara berkembang adalah kemis kin an, tidak terkecuali di In do ne sia. Secara umum, pada periode 2009 hingga Maret 2015 tingkat kemiskinan di Indonesia meng alami penurunan kecuali pada Septem ber 2013 dan Maret 2015. Pada Septem ber 2013, jumlah dan presentase penduduk miskin mengalami kenaikan dibanding Maret 2013 yang disebabkan oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak pada bulan Juni 2013. Selan jutnya pada periode September 2014- Maret 2015 jumlah dan presentase penduduk kemiskinan kem bali mengalami kenaikan (BPS 2015).

Namun terdapat sisi lain yang mena rik, yaitu kesenjangan pendapatan penduduk tidak menunjukkan penurunan seperti halnya tingkat kemiskinan. Rasio koefisien gini, alat indikator untuk menge tahui tingkat ketimpangan penda patan, memiliki kecenderungan sema kin besar dan mengalami stagnasi sela ma lima tahun terakhir. Menurut data dari BPS (2016), rasio koefisien gini pada tahun 2009 adalah 0.37 dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 0.41. Kenaikan rasio koefisien gini menandakan kesenjangan pendapatan penduduk semakin meningkat. Penurunan tingkat kemiskinan Indonesia di Indonesia, tidak diikuti dengan penurunan kesenjangan pendapatan penduduk.

Dari data yang telah disajikan terlihat bahwa konsep pembangunan yang dijalankan belum berhasil menjawab tantangan lanjutan dari permasalahan kemiskinan, yaitu kesenjangan penda patan. Oleh karena itu, terdapat urgensi dalam pencarian instrumen alternatif yang dapat membantu mengentaskan kemiskinan sekaligus memperkecil ke senjangan pendapatan.

Dalam Islam, terdapat instrumen yang berfungsi mengentaskan kemiskin an dan dalam pelaksanaannya dapat memperkecil kesenjangan pendapatan karena terdapat pemindahan harta dari kelompok masyarakat kaya kepada ke lom pok masyarakat miskin, yaitu zakat. Dengan besarnya potensi zakat yang ada, maka zakat sudah layak untuk diperhitungkan sebagai instrumen alternatif dalam mengentaskan kemiskinan.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi dalam pendistribusian dan pendayagunaan zakat, BAZNAS sebagai otoritas zakat, melakukan penyaluran zakat melalui berbagai program, baik yang bersifat konsumtif (santunan) maupun produktif (pemberdayaan). Salah satu program BAZNAS yang bersifat produktif adalah Zakat Community Development (ZCD).

Program ZCD merupakan program pengembangan berbasis komunitas dengan mengintegrasikan aspek sosial dan aspek ekonomi secara komprehensif yang pendanaan utamanya bersumber dari zakat, infaq, dan sedekah sehingga terwujudnya masyarakat sejahtera dan mandiri. Program ZCD dilaksanakan se cara sinergi antara BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, LAZ, dan pihak-pihak lain yang memiliki perhatian kepada pemberdayaan masya ra kat. Terdapat 50 desa yang menjadi desa binaan sampai dengan tahun 2014, tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Salah satu desa binaan Program ZCD adalah desa Srimartani yang terletak di Kabupaten Bantul Pro vinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Metode dan hasil penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) program Zakat Community Development (ZCD) di desa Srimartani, Yogyakarta. Alasan pemililihan lokasi penelitian tersebut adalah berlangsungnya program ZCD di desa Srimartani sudah cukup lama, yaitu sudah empat tahun, sehingga desa Sri martani merupakan lokasi penelitian yang cocok untuk dilihat pengaruh ting kat kemiskinannya. Metode pengum pulan data dilakukan dengan cara pena rik an sampel melalui teknik purposive sampling, sebanyak 55 mustahik. Pene litian ini menganalisis dampak program Zakat Community Development terha dap tingkat kemiskinan mustahik de ngan menggunakan tiga indikator kemis kinan, yaitu Headcount ratio index, in deks kedalaman kemiskinan menggunakan poverty gap dan income gap, indeks keparahan kemiskinan meng gunakan Sen Index dan indeks Fos ter, Greer, dan Thorbecke (FGT In dex), serta melihat tingkat kepekaan penurunan kemiskinan berdasarkan karakteristik mustahik.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan Program ZCD memberikan per ubahan dan pengaruh nyata positif terhadap pendapatan mustahik yang dapat dilihat dari rata-rata pendapatan mustahik sebelum Program ZCD adalah Rp 1.010.000 dimana rata-rata ini berada dibawah garis kemiskinan keluarga. Selanjutnya rata-rata pendapatan mustahik sesudah program zakat ZCD adalah Rp 1.734.755 dimana rata-rata ini berada diatas garis kemiskinan keluarga. Pe ning katan rata-rata pendapatan mustahik karena Program ZCD sebesar 71,76 persen atau sebesar Rp 724.755.

Banyaknya jumlah orang miskin di ukur dengan menggunakan Head count Ratio Index (H). Headcount Ratio Index pada tabel 1 menunjukkan adanya penurunan dari 0,82 menjadi 0,38. Jumlah mustahik yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan (kategori miskin) dapat dikurangi sebesar 53,66 persen. Untuk menganalisis tingkat kedalaman kemis kin an dua indeks, yaitu poverty gap ratio (P1) untuk mengukur kesenjangan ke miskinan dan income gap ratio (I) untuk mengukur kesenjangan pendapat an. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa kesenjangan kemiskinan meng alami penurunan dari Rp413.198,78 menjadi Rp282.534,79.

Demikian pula dengan nilai income gap ratio (I) menurun dari 0,29 menjadi 0,07. Sen index (P2) dan FGT index (P3) adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan kemiskinan. Hasil analisis menunjukkan bahwa P2 berkurang dari 0,38 menjadi 0,08 atau sebesar 78,95 persen. Begitu pula dengan P3 mengalami penurunan dari 0,13 menjadi 0,02 atau sebesar 84,62 persen. Penurunan indikator ke mis kinan tersebut menunjukkan bahwa Program ZCD mampu menurunkan jum lah orang miskin, mengurangi kedalaman kemiskinan, serta mengurangi kesen jang an pendapatan di antara keluarga mis kin.

Pengaruh program ZCD terhadap indikator kemiskinan dapat ditinjau dari karakteristik mustahik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepekaan diantara mustahik setelah program ZCD. Hasil analisis didapatkan bahwa kepe kaan tertinggi atas dampak distribusi zakat melalui program ZCD terhadap penurunan tingkat kemiskinan adalah mustahik dengan karakteristik jenis ke la min perempuan, berusia produktif usia 44-64 tahun, bertempat tinggal di dusun Sanan Sari, dengan pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai pedagang, peternak, atau karyawan, dan memiliki jumlah tanggungan sebanyak tiga sampai lima orang.

Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Program ZCD mampu mengu rangi jumlah keluarga miskin sekaligus mampu menurunkan tingkat kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan. Hal ini dapat dibuktikan dari menurunnya jumlah orang miskin dilihat dari penurunan nilai headcount ratio (H), indeks kedalaman kemiskinan juga mengalami penurunan, terlihat dari nilai Poverty gap index (P1) dan income gap index (I), serta ditinjau dari tingkat keparahan kemiskinan, program ZCD dapat memperbaiki distribusi pendapat an diantara keluarga miskin yang ditan dai dengan menurunnya sen index (P2) dan FGT Index (P3).

Kepekaan tertinggi atas dampak distribusi zakat melalui program ZCD terhadap penurunan tingkat kemiskinan adalah mustahik dengan karakteristik jenis kelamin perempuan, berusia produktif usia 44-64 tahun, bertempat ting gal di dusun Sanan Sari, dengan pendi dik an terakhir SD, bekerja sebagai pedagang, peternak, atau karyawan, dan me miliki jumlah tanggungan sebanyak tiga sampai lima orang. Wallaahu a'lam.

Zalika Nasser

Alumnus S1 Ekonomi Syariah FEM IPB

Deni Lubis

Staf Pengajar Prodi Ekonomi Syariah FEM IPB

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement