Jumat 28 Oct 2016 15:00 WIB

FOKUS PUBLIK- Organisasi Tetap Diminati

Red:

 

Republika/Tahta Aidilla         

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober memiliki kesan tersendiri bagi pemuda. Mereka yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia memiliki satu cita-cita, yaitu merdeka dari penjajahan. Mereka yang berasal dari Ambon disebut dengan Jong Ambon. Yang dari Sulawesi disebut Jong Celebes. Yang dari Jawa disebut Jong Java, dan lainnya. Mereka aktif dalam berbagai organisasi politik dan kepemudaan.

Indonesia memiliki sejumlah organisasi kepemudaan. Alumninya berperan besar mewarnai sejarah bangsa ini. Misalnya, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia  (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan masih banyak lagi.

Organisasi tersebut hingga kini aktif menggelar kegiatan dan merekrut anggota baru. Mereka menggelar latihan kepemimpinan dan memberikan wawasan kebangsaan.

Republika membuat jajak pendapat mengenai antusiasme mahasiswa mengikuti organisasi melalui Twitter @Republika. Hasilnya, mayoritas responden masih menganggap mengikuti organisasi bermanfaat. Namun, responden juga menilai mahasiswa sekarang kurang melek politik dan kurang tertarik masuk organisasi berafiliasi politik.    ed: Erdy Nasrul

DATA

Apakah mahasiswa sekarang melek politik?

42 persen iya

58 persen tidak

235 responden

Apakah pemuda tertarik masuk organisasi berafiliasi politik?

47 persen iya

53 persen tidak

256 responden

Apakah masuk organisasi masih bermanfaat bagi mahasiswa?

75 persen iya

25 persen tidak

190 responden.

Melatih Jiwa Kepemimpinan

Suwanto, Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga, PPS Kimia UNY, dan FEB UGM.

Kuliah memang tujuan utama setiap mahasiswa. Namun, bukan berarti sebagai mahasiswa acuh dan abai terhadap kegiatan lain di luar jam perkuliahan. Sering kali kegiatan itu sangat penting bagi pengembangan diri. Banyak kegiatan organisasi bagus yang bisa dipilih, baik yang berbasis keislaman maupun umum. Misalnya saja, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) lainnya yang sangat berguna bagi mahasiswa.

Salah satu manfaat mengikuti kegiatan organisasi ialah melatih jiwa kepemimpinan. Dengan trilogi peran mahasiswa, yakni sebagai agen perubahan (agent of change), kontrol sosial (social control), dan manusia tangguh (iron stock), kehadiran organisasi dinilai penting untuk kepemimpinan serta menggali potensi yang ada pada diri mahasiswa. Kuliah tak melulu mengejar akademik dengan IPK tinggi, tetapi juga nonakademik. Dengan berorganisasi, teman kita menjadi banyak, jaringannya juga akan semakin luas.

Mengembangkan Kemampuan Berbahasa

Lutpiatul Fitria, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga

Banyak orang beranggapan masa mahasiswa merupakan waktu yang sangat tepat untuk mengembangkan potensinya. Mereka dianjurkan untuk mengikuti organisasi di kampus. Kita harus pandai memilih organisasi sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat.

Mahasiswa harus mengenal karakteristik UKM yang kemudian disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Salah satu UKM yang sangat penting bagi penunjang karier selepas lulus kuliah ialah pengembangan bahasa asing, yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab. Kedua bahasa itu merupakan bahasa dunia. Apalagi, dewasa ini hampir seluruh beasiswa studi lanjut, baik dalam negeri maupun luar negeri, mewajibkan skor TOEFL yang tinggi. Khusus untuk kuliah di kawasan Timur Tengah, kemampuan bahasa Arab sangat diperhitungkan. Begitu juga kalau kita mau melamar kerja, banyak yang mensyaratkan skor TOEFL tinggi. Mahasiswa sangat dianjurkan untuk mengikuti organisasi yang bergerak dalam bidang bahasa asing.

Tiga Peran Pemuda

Fariz Awaludin Arief, Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Merdekanya bangsa Indonesia tak terlepas dari perjuangan pemuda. Organisasi pemuda dengan berbagai ideologi memang menjadi hal lumrah di Indonesia. Keberagaman ini lantas mesti kita sikapi bersama dengan persatuan. Karena, setiap ideologi itu pasti bermuara pada terwujudnya kesejahteraan di Indonesia.

Ada tiga peran pemuda. Pertama, kontrol sosial yang akan berpengaruh pada kondisi bangsa ke depan. Kedua, agen perubahan. Pemuda memiliki gagasan cemerlang untuk menyelesaikan permasalahan bangsa. Ketiga, iron stock, dengan menyiapkan diri menjadi generasi penerus bangsa yang berkemampuan,  memiliki keterampilan, dan unggul dari segi kepribadian dalam kepemimpinan.

Ke depannya, pemuda saat ini yang akan menjadi aktor utama memenangkan bangsa untuk menggapai kesejahteraan. Menyikapi dari hal itu, tentunya kita mesti membenahi diri sejak dini guna ketika saat nanti kita bisa melanjutkan perjuangan para pahlwan yang rela berkorban jiwa dalam tegaknya negara Indonesia.

 

Hilang  Kehormatan

Tatang Muljadi, Pegawai Pemda Karawang, Jawa Barat

Sejak dahulu mahasiswa dikenal selalu menjadi motor penggerak. Mereka berperan sebagai agen perubahan. Mereka berpartisipasi dalam organisasi yang berfungsi sebagai media untuk menyalurkan serta mengembangkan bakat, minat, dan potensi.

Tak heran jika para lulusan organisasi kepemudaan tempo dulu, seperti  Boedi Oetomo, KNPI, banyak yang duduk di pemerintahan. Bahkan, di era Orde Baru, konon organisasi kepemudaan dijadikan sebagai kendaraan politik untuk kelak memudahkan duduk di pemerintahan.

Namun, setelah era reformasi, tampaknya para mahasiswa lebih tertarik untuk terjun ke bidang bisnis, teknologi informasi, seni budaya, ataupun bidang lain. Tujuannya untuk mengembangkan bakat dan menghasilkan pendapatan tanpa terikat dengan organisasi.

Hal ini diduga akibat para senior mahasiswa yang notabene alumnus organisasi kepemudaan banyak yang tersangkut masalah hukum. Akibatnya, organisasi kepemudaan banyak ditinggalkan para mahasiswa sekaligus hilang kehormatan, kekuatan, dan daya tariknya.

Mungkin juga para mahasiswa sekarang lebih realistis dan cerdas. Kalaupun kelak akan terjun ke kancah politik, yang terpenting selain jujur, cerdas, banyak gagasan dan kemauan, juga memiliki modal finansial yang cukup. Sedangkan, organisasi kepemudaan yang kini alumnusnya cenderung minor di mata masyarakat, menjadi tidak terlalu menjadi jaminan.

Menurunnya  Semangat Juang Kepemudaan

Lukmanudin, Tangerang, Banten

Pada 28 Oktober selalu diramaikan dengan Hari Sumpah Pemuda. Hari ini merupakan momentum bagi pemuda untuk bersemangat persatuan dan kesatuan, serta nasionalisme dan kesadaran untuk mendirikan Indonesia yang satu. Rasa ini tidak pernah muncul sebelumnya saat Belanda dan Jepang menduduki Indonesia.

Kini, eranya sangat jauh berbeda. Dahulu kita mengenal organisasi kepemudaan  (kemahasiswaan) yang membentuk kaderisasi dan karakter, seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Ormas ini telah melahirkan tokoh besar, seperti Amien Rais, Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Yusril Ihza Mahendra.

Pada era 80-an, mahasiswa IAIN Jakarta (kini UIN Syarif Hidayatullah) memiliki kelompok HMB (Himpunan Mahasiwa Banten). Semangat kebersamaan dan kegotongroyongannya luar biasa dan bisa dirasakan manfaatnya. Dua organisasi HMI dan HMB  cukup memberi warna dalam perjalanannya dan melahirkan tokoh-tokoh kepemimpinan nasional.

Masa perjuangan pemuda dengan sumpahnya dan periode kedua dengan tokoh yang dilahirkan organisasi kepemudaan sungguh luar biasa. Pemuda selalu mewarnai dinamika berbangsa.

Kini, saya melihat semangat juang mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi kepemudaan sangat menurun. Mahasiswa berorganisasi masih rendah. Mereka enggan berorganisasi dalam kampusnya dengan berbagai alasan. Misalnya tugas kuliahlah yang menyita waktu, kegiatannya yang kurang menarik, atau malah sama sekali tidak mau terbebani dengan segala kegiatan organisasi. Padahal, banyak manfaat dalam berorganisasi. Di antaranya adalah mengasah keterampilan, kepemimpinan, dan pengembangan diri.

Organisasi Harus Berubah

Giyat Yunianto, Bekasi, Jawa Barat

Mahasiswa merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang. Dengan bekal ilmu yang dimiliki sudah seharusnya para mahasiswa dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.

Ya, bergabung dalam organisasi kepemudaan adalah salah satu cara untuk membangun bangsa. Dengan ikut organisasi pemuda, diharapkan kemampuan intelektual dan aspirasi para mahasiswa dapat tertampung dan terasah dengan baik.

Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi, utamanya media sosial, sudah pasti akan mengubah pola pikir mahasiswa saat ini terhadap organisasi kepemudaan.

Ya, dengan media sosial, setiap mahasiswa dapat mencurahkan aspirasi atau pendapatnya tanpa harus menunggu waktu yang lama dan dengan cepat pula pendapat tersebut dapat tersebar luas.

Setiap organisasi, tak terkecuali organisasi kepemudaan, tentu harus berubah dan wajib mengikuti perkembangan zaman jika masih ingin tetap eksis di kalangan mahasiswa. Ya Allah, berilah negara kami pemuda dan pemudi yang cinta akan Tanah Air sehingga dapat memberikan sumbangsih yang optimal bagi kejayaan Ibu Pertiwi.

Herwin Nur

Tangerang Selatan, Banten.

Kita sering mendengar politikus dan pejabat terlibat kasus korupsi. Mereka ditangkap aparat untuk diproses hukum. Fakta ini tidak menyiutkan niat mahasiswa dan generasi muda untuk berpartisipasi dalam politik. Mereka ingin ambil bagian dari lakon politik di panggung nusantara.

Mereka aktif berorganisasi. Para mahasiswa menyadari pentingnya organisasi sebagai wadah kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Praktik sukses organisasi kemahasiswaan maupun catatan hitamnya tidak menjadikan penghalang bagi mahasiswa untuk berkontribusi, berkiprah, dan berkinerja dalam organisasi.

Organisasi kemahasiswaan yang berbasis Islam melahirkan banyak politikus. Mahasiswa mau berpolitik praktis agar berproses menjadi petarung politik. Manfaat organisasi kemahasiswaan sebagai 'sekolah politik' bisa berjalan paralel dengan perkuliahan. Mereka meramu ilmu kampus dengan ilmu kemasyarakatan, menjadi pola baru berpolitik secara cerdas, bertanggung jawab, dan bermartabat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement