Selasa 02 Sep 2014 15:30 WIB

Minimnya SPBG Hambat Konversi BBM ke Gas

Red:

JAKARTA -- Minimnya jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) menjadi salah satu kendala terhambatnya program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas. Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, SPBG yang ada masih belum mencukupi jika dibandingkan jumlah converter kit yang dibagikan pemerintah.

"Belum ada pembangunan infrastruktur yang memadai untuk memfasilitasi program konversi," kata Budi, di Jakarta, Senin (1/9).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Adhi Wicaksono

Antrian kendaraan yang mengisi bahan bakar gas di salah satu SPBG, Jakarta, Senin (10/3).

Converter kit mulai dibagikan sejak empat tahun silam. Namun, jumlah SPBG yang ada belum mampu melayani pengguna converter kit secara maksimal. Saat ini baru ada 19 unit SPBG. Sedangkan, converter kit yang dibagikan mencapai puluhan ribu unit. Program konversi tak hanya membutuhkan jaminan infrastruktur, tapi juga jaminan ketersediaan gas. "Maka, tak heran banyak pemilik kendaraan yang melepas converter kit karena kesulitan memperoleh gas," ungkapnya.

Indonesia, kata Budi, bahkan sudah mengekspor converter kit ke Thailand. Jumlah SPBG di sana mencapai 500 unit.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman MR menyatakan, pihak produsen siap menghadapi program konversi. "Sekarang menunggu kesiapan SPBG-nya karena kalau dipasang converter, tapi belum ada SPBG, mau isi gas di mana?" katanya.

Juru bicara PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Irwan Andri Atmanto menjelaskan, hingga saat ini PGN telah mengoperasikan tiga SPBG dan menyuplai 14 SPBG mitra. PGN juga mengoperasikan tiga unit mobile refueling unit (MRU). "Tiga unit MRU ada di Monas, pool Transjakarta Cawang, dan Waduk Pluit," jelas Irwan.

Sampai akhir 2014, PGN menargetkan penambahan 16 stasiun pengisian gas, yang terdiri atas 12 SPBG dan empat MRU. Stasiun pengisian BBG itu tersebar di Surabaya, Jakarta, Sukabumi, dan Bogor. Investasi yang diperlukan untuk membangun satu SPBG Rp 20 miliar-Rp 30 miliar, untuk MRU Rp 10 miliar.

Ketidaktersediaan lahan menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam membangun SPBG. Namun, katanya, masalah itu bisa dikerjasamakan antara PT PGN dan pemilik SPBU. "Bisa ditempatkan satu dispenser gas di SPBU yang didekatnya ada jaringan pipa PGN, meski kita tidak bisa memaksa hal itu." rep:c88 ed: nur hasan murtiaji

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement