Rabu 11 Jun 2014 16:30 WIB

Sistem Kelistrikan Jawa-Bali Catat Rekor

Red:

JAKARTA — PT PLN (Persero) melaporkan beban puncak sistem kelistrikan Jawa-Bali mencapai rekor angka tertinggi setiap bulan. Catatan itu berlaku pada April, Mei, dan Juni 2014. Bahkan, beban puncak bulan Juni 2014 tercatat sebagai yang tertinggi dibanding rekor tertinggi pada April dan Mei, yakni sebesar 23.420 megawatt (MW) yang terjadi pada Senin 9 Juni pukul 18.00 WIB.

Manajer Komunikasi Korporat PT PLN, Bambang Dwiyanto, mengatakan, sebagai perbandingan, rekor beban puncak tertinggi bulan April 2014 sebesar 22.974 MW (terjadi pada 24 April pukul 18.00 WIB), dan rekor beban puncak tertinggi bulan lalu sebesar 23.208 MW (terjadi pada 6 Mei pukul 18.00 WIB).

Menurut Bambang, rekor terbaru beban puncak sistem Jawa Bali sebesar 23.420 MW ini naik sebesar 853 MW atau 3,77 persen dari beban puncak tahun 2013 sebesar 22.567 MW. Diperkirakan kenaikan beban puncak tersebut dipicu oleh kondisi cuaca yang lebih panas seiring memasuki musim kemarau. Di samping itu juga menjelang bulan puasa dan Lebaran biasanya industri menaikkan produksinya.

“PLN terus berupaya memenuhi kecukupan pasokan listrik untuk mengantisipasi pertumbuhan beban di sisi pelanggan. Hal ini dilakukan dengan terus membangun pembangkit baru, jaringan transmisi dan gardu induk,” katanya dalam rilis, Selasa (10/6).

 

Saat ini, kondisi pasokan listrik di sistem kelistrikan Jawa Bali cukup untuk memenuhi permintaan listrik. Namun, PLN tetap mengimbau para pelanggan untuk menghemat penggunaan listrik, khususnya untuk pemakaian yang sifatnya konsumtif.

Hal ini bisa dilakukan, di antaranya dengan mematikan alat elektronik yang tidak diperlukan, seperti lampu yang tidak digunakan, televisi yang tidak ditonton, radio yang sedang tidak didengarkan, dan lain-lain.

Selain itu, Menko Perekonomian Chairul Tandung (CT) berharap proses pembebasan lahan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang tidak melibatkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). “Kalau bisa tidak (libatkan PLN), saya minta gubernur dan bupati bisa melakukan supaya lebih cepat,” ujarnya usai Rapat Koordinasi (Rakor) Stabilitas Pangan di Kantor Kemenko, Jakarta, Selasa (10/6).

Pembangunan megaproyek PLTU Batang berkapasitas 2x1.000 MW hanya tinggal masalah pembebasan lahan. Proyek PLTU Batang membutuhkan 280 hektare (ha) lahan. Namun, masih terdapat 29 ha yang belum dibebaskan. Keberadaan PLTU Batang dengan nilai investasi Rp 36 triliun ini diharapkan bisa memenuhi 30 persen kebutuhan listrik di Jawa. rep:aldian wahyu ramadhan ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement