Jumat 10 Oct 2014 12:00 WIB

Terasering Gunung Padang Cegah Abrasi

Red:

JAKARTA -- Kepala Pusat Arkeologi Nasional I Made Geria mengatakan, kalau berusaha menemukan piramid di Situs Gunung Padang, pemikirannya terlalu jauh. Kalaupun ada terasering itu  hanya untuk mencegah abrasi, bukan mengarah pada bentuk piramid.

"Terasering fungsinya  agar tanah tidak mengalami abrasi dan longsor. Lalu di atasnya terdapat tempat pemujaan para leluhur," kata Geria di Jakarta, Kamis (9/10).

Menurut kepercayaan mereka, kata Geria, pemujaan di punden berundak ini dipercayai bisa memberikan kesejahteraan, kesuburan, dan keselamatan. "Saya yakin tidak ada piramid di Gunung Padang, makanya saya juga tidak mengerti mengapa ada pemikiran ke arah piramid," katanya.

Masyarakat pendukung punden berundak yang  paling tua, ujar Geria, 2.000 tahun lalu. "Kebanyakan punden berundak muncul pada awal masehi, sekitar  45 masehi," ujarnya.

Walaupun digali, ujar Geria, ia tak yakin akan ditemukan piramid di Gunung Padang. Memang  kearifan masyarakat setempat untuk menggunakan batu alam guna memproteksi lingkungannya.

Menurut Geria, Situs Gunung Padang sebenarnya merupakan situs punden berundak. Situs punden berundak semacam itu juga banyak terdapat di daerah lain di nusantara.

"Di Warloka, NTT, juga terdapat situs punden berundak. Begitu pula di Kampung Lama, Bajawa, juga ada situs semacam itu," kata Geria.

Punden berundak sendiri, kata Geria, ada pada zaman masehi. Bahkan, di Bali tradisi pemujaan menggunakan punden berundak masih ada hingga sekarang.

Soal ekskavasi di Gunung Padang untuk kepentingan penelitian, Geria mengatakan, tidak mengapa dilanjutkan asalkan dilakukan secara gradual. Ada tahapan-tahapan yang dilewati karena penelitian harus dilakukan hati-hati agar tidak merusak situs.

Menurut Geria, penelitian dengan teknik pengeboran berarti melakukan penelitian tanpa memperhatikan konteks sekitarnya. Padahal, dalam penelitian harus dilakukan rekam lapisan budayanya agar data lengkap dan tidak ada yang terlewat.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan dukungan penuh bagi penelitian dan ekskavasi Situs Gunung Padang. Ini dilakukan  supaya rasa penasaran terhadap peradaban seperti apa di Gunung Padang bisa terobati.

Dalam penelitian, kata Nuh, kalau berakhir tidak mendapatkan apa-apa tidak masalah. "Meneliti itu sama seperti orang melakukan ijtihad, kalau misalnya hipotesisnya  benar dapat dua pahala, sedangkan kalau hipotesisnya tidak terbukti hanya dapat satu pahala," katanya.  rep:dyah ratna meta novia  ed: muhammad hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement