Jumat 03 Jun 2016 17:00 WIB

Wisuda Santri Darus-Sunnah Angkatan 14 Lahirkan Ulama Hadis

Red:

Pondok Pesantren Darus-Sunnah menggelar acara wisuda untuk meresmikan kelulusan para santri bidang hadis angkatan ke-14. Acara tersebut diselenggarakan di Gedung Syahida Inn, Kampus II Universitas Islam Negeri, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (28/5).

Wisuda kali ini memiliki perbedaan nuansa dibanding dengan wisuda-wisuda angkatan sebelumnya. Hal ini karena angkatan ke-14 tidak dilantik atau dikukuhkan oleh tokoh panutan mereka, yakni almarhum KH Ali Mustafa Yaqub.

Peran KH Ali Mustafa Yaqub untuk melantik para wisudawan dan wisudawati digantikan oleh putranya Zia Ul Haramein. Sebab, pascawafatnyanya KH Ali Mustafa Yaqub, Zia memang telah dipercaya untuk mengemban amanah sebagai pengasuh Yayasan Darus-Sunnah.

Acara wisuda diawali dengan memperkenalkan satu per satu para wisudawan dan wisudawati kepada hadirin. Setelah itu, acara segera dilanjutkan dengan pemberian sertifikat kepada masing-masing wisudawan dan wisudawati.

Sebagai pengasuh Yayasan Darus-Sunnah, Zia mengaku menyimpan harapan besar kepada para santrinya yang baru saja lulus tersebut. Ia mendambakan bila para santri dapat menerapkan dan mengamalkan semua ilmu hadis yang telah dipelajarinya selama mereka berada di Darus-Sunnah. "Contohnya mungkin dalam menangkal hadis-hadis palsu atau memberi tahu kepada masyarakat tentang bagaimana cara memaknai suatu hadis dengan benar," ujarnya kepada Republika.

Ia menilai, para sarjana atau ahli hadis memang sangat dibutuhkan umat. Ia tak menampik memang ada hadis-hadis yang beredar dan diketahui umat. Namun, setelah diselidiki, ternyata tidak memiliki rujukan yang jelas atau baku. Dengan kata lain, hadis-hadis tersebut palsu atau tidak sahih secara substansi.

Zia pun menyinggung sebuah hadis yang terindikasi palsu tentang beribadah di bulan Rajab. Dalam hadis tersebut, kata Zia menerangkan, amalan dua hari berpuasa pada awal Rajab setara nilainya dengan beribadah selama dua tahun. Bahkan, mengingatkan orang lain tentang puasa tersebut sama nilainya dengan beribadah 80 tahun.

Menurut Zia, hadis tersebut sangat terindikasi palsu atau tidak sahih dan dapat menyesatkan umat. "Karena amalan ibadahnya sedikit, tapi ganjarannya sangat dahsyat," ujarnya.

Dalam hal ini, Zia mengungkapkan, almarhum ayahnya sedari dulu telah mengajarkan para santri Darus-Sunnah untuk menjaga serta melestarikan pengetahuan tentang hadis yang sahih. "Dan berkaitan dengan para santri yang baru saja diwisuda ini, insya Allah mereka telah digembleng dan digodok masalah ini," ujarnya.

Para santri, lanjutnya, telah dididik untuk dapat membedah dan membedakan hadis-hadis apa saja yang terindikasi palsu atau dapat dijadikan rujukan karena kesahihannya. "Insya Allah ilmu-ilmu yang mereka pelajari bisa bermanfaat dan berdampak baik untuk umat," ujar Zia.

Agenda kegiatan wisuda pun berjalan lancar dan sesuai rencana. Kendati tanpa didampingi almarhum ayahnya, Zia mengaku cukup senang dapat mengemban amanah yang biasa dikerjakan beliau. Acara wisuda pun diakhiri dengan rilis beberapa buku karya KH Ali Mustafa Yaqub dan sesi foto bersama para wisudawan dan wisudawati Darus-Sunnah. Oleh Kamran Dikarma ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement