Jumat 03 Jun 2016 17:00 WIB

Reni Nur'aini, Peduli Kesehatan Masyarakat Desa

Red:

Sejak kanak-kanak, Reni Nuraeni selalu merasa bahagia ketika dapat membantu orang lain. Rasanya seperti ada kenikmatan yang menetas ketika ia berbuat demikian. Reni kecil pun selalu berangan-angan jika dirinya kelak dapat menjadi perawat agar dapat menolong dan mengobati orang lain di sekitarnya.

Tak ayal, sifatnya tersebut mengantarkannya menjadi seorang aktivis sosial. Sejak 2002 lalu, Reni telah malang melintang menjadi relawan kesehatan untuk beberapa lembaga swadaya masyarakat. Sebelum akhirnya ia menjadi anggota Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan dipercaya menjadi penanggung jawab program Mobil Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di daerah Parahyangan Timur, Jawa Barat.

Mobil KIA merupakan program yang digagas oleh BSMI. Dengan program tersebut, BSMI menyediakan sebuah minibus yang akan berkeliling memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu dan anak-anak yang tinggal di desa-desa terpelosok.

Reni bergabung dengan BSMI pada 2004. Pada akhir tahun tersebut, bencana dahsyat mengguncang Indonesia. Tsunami meluluhlantakkan bumi Aceh. "Saat itu pun saya berangkat ke sana sebagai relawan untuk membantu para korban," kata Reni.

Selepas melaksanakan tugas mulia tersebut, tepatnya sepanjang 2007 hingga 2008, Reni aktif menjadi relawan BSMI cabang Ciamis, Jawa Barat. Lalu pada akhir 2009, ia telah dipercaya BSMI untuk menjadi penanggung jawab program Mobil KIA untuk daerah Parahyangan Timur, Jawa Barat. Meliputi Garut, Tasik, Banjar, Ciamis, dan Pangandaran.

Persis seperti misi BSMI, dengan Mobil KIA, Reni mulai menyelusup ke daerah-daerah perdesaan terpencil untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis. "Fokusnya membantu  kesehatan ibu dan anak. Kami menyediakan pelayanan kesehatan, seperti penyuluhan, pemberian makanan tambahan untuk balita, imunisasi, pemeriksaan kehamilan. Kegiatannya  mirip posyandu," katanya menjelaskan.

Kendati demikian, kalangan seperti lansia, ucapnya, terkadang juga memanfaatkan jasa Mobil KIA untuk memeriksakan kesehatannya. "Karena kami membawa obat-obatan, jadi terkadang yang lansia juga memeriksakan dirinya pada kami," ujar Muslimah lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tersebut.

Selain dibekali persediaan obat-obatan, Mobil KIA juga didukung oleh tenaga medis yang cukup profesional. Menurut Reni, Mobil KIA minimal diawaki enam orang. Meliputi dokter, perawat, apoteker, petugas pendaftaran, dan petugas penyuluh kesehatan.

Setelah tujuh tahun menjalani rutinitasnya sebagai penanggung jawab Mobil KIA, Reni menyadari bahwa bantuan kesehatan yang diberikannya memang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di desa-desa terpelosok. Tak jarang pula Reni dan rekan-rekannya harus kewalahan akibat berjubelnya pasien yang mendaftar.

Seperti di sebuah desa di Garut. Reni mengaku pernah menangani sekitar 600 ibu hamil yang ingin memeriksakan kandungannya dengan sarana ultasonografi (USG) yang disediakan Mobil KIA. "Saya sampai bingung karena terlalu banyak yang mendaftar. Sebab, kalau mereka harus periksa USG, memang harus ke kota dan jaraknya cukup jauh," jelasnya.

Bila menghadapi situasi demikian, Reni biasanya memindahkan lokasi pemeriksaan atau pengobatan dengan meminjam aula balai desa setempat. Hal ini dilakukan agar proses pemeriksaan dapat berjalan lebih lancar dan nyaman.

Selain kasus tersebut, Reni dan kawan-kawannya terkadang harus pula menangangi pasien dengan masalah kesehatan yang cukup serius. Seperti stroke, gejala atau dugaan kanker, infeksi saluran pernapasan, hingga pengidap tumor.

Kendati demikian, Reni tetap berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada mereka sesuai kapasitas dan kemampuan yang dimiliki dirinya dan teman-temannya di Mobil KIA. "Kalau memang butuh dirujuk, akan kami rujuk ke rumah sakit," ujarnya.

Menurut Reni, selama ini pihaknya selalu melakukan survei untuk mengetahui desa mana saja yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Cara lain untuk mendapatkan data tersebut terkadang ditempuh dengan cara sowan kepada kepala-kepala dinas kesehatan terkait. "Kami sowan kepada kepala dinas dan nanti kami diberi tahu desa mana yang membutukan pelayanan kesehatan dari kami," ujarnya.

Semua hal itu dilakukan agar bantuan pelayanan kesehatan melalui program Mobil KIA tepat sasaran. Sebab, Reni berpendapat, memang masih cukup banyak desa yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Karena itu, Mobil KIA biasanya hanya mampir satu kali ke setiap desa.

Kendati demikian, Reni mengungkapkan, melalui Mobil KIA, ia juga telah memiliki desa-desa binaan. Jumlahnya hanya satu desa di setiap kabupaten Parahyangan Timur.

Di desa binaan, kata Reni, Mobil KIA biasanya menyokong pusat pelayanan kesehatan setempat dengan fasilitas yang memadai, seperti USG untuk ibu-ibu hamil. Selain itu, Mobil KIA juga akan rutin mendatangi desa tersebut untuk memantau atau mengevaluasi bantuan pelayanan kesehatan yang telah diberikan.

Hingga saat ini, selain memberikan bantuan kesehatan, program lain yang sedang gencar dilakukan  adalah memberikan penyuluhan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan kepada para pelajar. Ia menilai, hal ini tidak kalah penting sebagai upaya preventif untuk mencegah tumbuh atau tersebarnya sebuah penyakit.

Reni mengakui, selama menjadi penanggung jawab program Mobil KIA, tidak ditemukan hambatan atau kendala berarti. Walaupun cukup banyak desa yang sulit ditembus karena medannya yang sulit, seperti naik turun bukit. Namun, hal tersebut masih mampu diatasinya.

Kegigihannya untuk memberikan pertolongan dan bantuan kesehatan kepada mereka yang membutuhkan seakan menjadi amunisi Reni untuk menerabas segala rintangan.  Sebab, seperti yang telah disinggung sebelumnya, membantu dan menolong orang lain selalu menetaskan kebahagiaan dalam batinnya. Oleh karman Dikarma ed: Hafidz Muftisany

Biodata

Nama :    Reni Nur'aini, AMK.SKM

TTL  :    Ciamis, 16 Maret 1977

Pekerjaan :    Pekerja Sosial dan Mengurus Rumah Tangga

Alamat    :    Jl. Raya Sadananya No. 342 Rt 07 rw 02 Ds. Sadananya, Kec.   Sadananya

Kab.Ciamis

Pendidikan Formal

-SD, SMP, SMPA di Ciamis

-D.III Keperawatan di AKPER Al Irsyad Al Islamiyah Cilacap

S-1 FKM Universitas Indonesia

Pendidikan Non Formal

Manajemen laktasi dan Manajemen Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) WHO/UNICEF Tahun 2014

BTLS dan BCLS tahun 2015 Proemergency

Organisasi

Anggota Yayasan Al Fauzan

Anggota BSMI

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement