Rabu 01 Oct 2014 12:00 WIB

Perak dari Soft Tennis

Red: operator

Edi Kusdaryanto berhasil melampaui target perunggu yang dibebankan kepadanya.

INCHEON -- Atlet soft tennis putra Edi Kusdaryanto menyumbang medali perak untuk kontingen Indonesia pada Asian Games ke-17 Incheon, Korea Selatan. Berlaga di babak final nomor tunggal putra, Selasa (30/9) sore waktu setempat, Edi menyerah di tangan atlet Korea Selatan Kim Hyeongjun.

Pada pertandingan final yang berlangsung di lapangan tenis Yeorumul, Incheon, Edi cukup kesulitan menghadapi lawan dan harus menyerah dengan skor telak, 0-4, 2-4, 0-4, 0-4, 2-4, dalam pertandingan yang hanya berlangsung 15 menit.

Sebelum melangkah ke final, pada hari yang sama, Edi menghentikan langkah petenis Cina Zhou Mo pada semifinal dengan skor 4-1. Petenis Cina itu sempat mencuri satu set dalam waktu 18 menit pertandingan. Edi menundukkan lawannya itu dengan kemenangan 4-1, 4-1, 5-3, 4-2, 4-6, 5-3.

Edi mengungkapkan, lawan memiliki variasi pukulan yang lebih banyak. Tidak hanya itu, pukulan-pukulan slice Kim juga sangat mematikan. Penampilan Kim ini kembali menegaskan statusnya sebagai juara dunia.

Meski hanya meraih perak, Edi tetap mengaku puas dengan torehan tersebut. Sebab, target awal untuk nomor tunggal putra soft tennis adalah meraih medali perunggu.

Edi masih berpeluang untuk bisa menorehkan pretasi lain di cabang soft tennis. "Sekarang saya akan fokus untuk bisa tampil maksimal di nomor ganda putra," ujarnya kepada wartawan.

Sementara pada nomor tunggal putri, petenis Indonesia Maya Rosa Ariana Stefanie harus tersingkir oleh petenis Cina Chen Hui dengan skor 0-4.

Boling sumbang perunggu

Dari boling, Indonesia menambah medali perunggu ketika pada nomor tim putri lima peboling memastikan berada pada posisi ketiga. Tim putri Indonesia yang diperkuat Tanya Roumimper, Sharon Santoso, Putty Armein, Novie Phang, Alisha Nabila Larasati, dan Chantika Cheya merebut perunggu dengan total nilai 5.840.

Singapura yang diperkuat Tan Cherie, Tan Daphne, NG Shayna, New Hui Fen Tan Jazreel, dan Yeo Joey meraih emas dengan mengumpulkan nilai 6.119. Medali perak didapatkan tim tuan rumah Korea Selatan yang menurunkan Lee Nayoung, Jung Dawun, Kim Jinsun, Son Yunhee, Lee Yeongseung, dan Jeon Eunhee dengan nilai 6.048.

Sementara itu, balap sepeda gagal menyumbangkan medali setelah para pembalap Indonesia berguguran pada cabang balap sepeda nomor MTB. Mereka tertinggal jauh dari para pesaingnya.

Pada nomor putri, Wihelmina Tutuarima dan Kusumawati belum mampu melampaui atlet Cina, Jepang, dan tuan rumah Korea Selatan. Wihelmina hanya mampu berada di posisi ketujuh dengan terpaut jauh 18 menit 30 detik dari peraih medali emas Shi Qinglan dari Cina. Qinglan mencatatkan waktu 1 jam 17 menit 6 detik untuk menempuh jarak 18,4 kilometer dalam balapan empat putaran itu.

Sementara, atlet Cina lainnya, Yang Ling, terpaut 5 menit 56 detik untuk medali perak. Pembalap Jepang Nakagome Yukari kebagian perunggu dengan terpaut 13 menit 23 detik. "Medan di sini luar biasa berat, butuh power lebih untuk menghadapi tanjakan," kata Kusumawati seusai balapan.

Ketika ditanya apakah dirinya sudah cukup mengenal medan balapan sebelumnya, Kusumawati mengatakan tidak. Meski demikian, ia sudah sempat menjajal medan sebelum bertanding. "Saya sebelumnya tidak mengenal medan balapan ini, tetapi, sebelum bertanding, sudah sempat mencoba dua lap," katanya.

Dua pembalap putra, Chandra Rafsanzani dan Bandi Sugito yang juga bertanding di nomor MTB pada hari yang sama, juga terpuruk tanpa hasil medali. rep:reja irfa widodo ed: fernan rahadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement