Rabu 16 Nov 2016 15:29 WIB

LPBI NU DKI Latih Santri Kelola Sampah Jadi Produk Ekonomis

Suasana pemberian pelatihan pengelolaan sampah bagi santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah oleh LPBI NU DKI Jakarta
Foto: LPBI NU DKI Jakarta
Suasana pemberian pelatihan pengelolaan sampah bagi santri Pondok Pesantren Asshiddiqiyah oleh LPBI NU DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu penyebab bencana banjir di DKI Jakarta adalah persoalan banyaknya sampah yang terbuang di aliran air dan sungai. Sampah juga telah membuat persoalan lingkungan di Jakarta tak kunjung selesai.

Berdasarkan data, DKI Jakarta memproduksi sampah mencapai 7.000 ton dalam sehari. Hampir seluruh sampah belum bisa diolah untuk dapat dikurangi.

Berdasarkan fakta diatas, bertempat di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya Jakarta Barat, LPBI NU DKI Jakarta bekerjasama dengan PP Asshiddiqiyah Jakarta, RMI NU, Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBI NU, dan Ikatan Alumni Asshiddiqiyah (IKLAS) melaksanakan Pelatihan Pengelolaan Sampah.

Kegiatan ini diharapkan membuat para santri dapat melakukan kreasi daur ulang sampah menjadi kerajinan tangan atau cenderamata, sehingga para santri tidak lagi melihat sampah sebagai barang hina, kotor namun sesuatu yang bernilai ekonomis, mengubah sampah menjadi berkah.

Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 50 santri pilihan, sehingga hasil dari pelatihan bisa dikembangkan kepada santri yang lain.  

Dalam sambutannya, pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, KH. Ahmad Mahrus Iskandar, menyatakan bahwa pengelolaan sampah jika dijalankan dan ditekuni oleh santri menjadikan penumpukan sampah sebagai penyebab bencana dapat berkurang.

"Maka yang melakukan pengelolaan sampah mendapatkan pahala dan bernilai ibadah," ujar Ahmad Mahrus.

H. Zein, Ketua Umum Alumni Asshiddiqiyah sangat mendukung kegiatan yang dilaksanakan LPBI NU DKI Jakarta. Menurutnya dengan adanya pelatihan pengelolaan sampah bagi para santri dapat mencetak alumni yang peduli terhadap lingkungan dan menjadikan alumni yang memiliki kemandirian secara ekonomi.

Sementara M. Wahib Ketua LPBI NU DKI Jakarta berharap kegiatan pelatihan ini terus dikembangkan di beberapa pesantren di DKI Jakarta. Dengan menggandeng RMI NU DKI Jakarta, kedepan pesantren tidak hanya memproduksi hasil kerajinan tangan tapi juga memilki perkebunan mini/hidroponic yang dapat menghasilkan sayuran organik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement