Jumat 13 Apr 2012 10:17 WIB

Komunitas AKAR, Media Sejarah Alternatif

Cover majalah AKAR
Cover majalah AKAR

Pada mulanya, AKAR adalah ide dan imajinasi melawan kegundahan. Kegundahan akan adanya komunalitas yang mampu menjulurkan media (cetak dan elektronik) dengan tema serta bentuk alternatif dalam mengemas sejarah.

Kenapa sejarah? Sebab, ide itu dipikirkan dan dilahirkan oleh beberapa anak muda yang bergelut ilmu sejarah dan berguru di kampus Universitas Indonesia pada sekitar awal 2010. Lalu, kenapa AKAR?  Sepengetahuan kita bersama, ”akar” adalah nama bagian dalam tubuh pepohonan yang berfungsi menyerap mineral bagi tumbuh-kembangnya pohon. Nah, kaitannya dengan sejarah adalah bahwa kata sejarah berasal dari bahasa Arab ”Syajarah” yang berarti pohon. Pemilihan kata AKAR diumpamakan agar media ini dapat menjadi ”mineral” penambah semangat bagi tumbuh-kembangnya jenis dan bentuk ”pohon”: sejarah yang lain dari yang lain.

AKAR berupaya hadir sebagai alternatif tema dan bentuk dalam penyajian sejarah. Dalam soal tema, AKAR mengusung dan kerap mengangkat tema-tema sejarah yang berkutat pada persoalan seni, budaya, kepopuleran, keseharian dan langgam tema tak biasa lainnya. Pun, dalam bentuk yang alternatif, yakni sejarah disajikan dengan esai-esai singkat-padat, teks dialog, catatan reportase, cerita pendek, komik, dan medium kreatif lainnya.

Dengan begitu Kami berkeyakinan berjargon, bahwa AKAR adalah Media Sejarah Alternatif alias Media bagi (tema) Sejarah Alternatif dan Media (bentuk saji) Sejarah yang Alternatif.

Salam kami via masa lalu kepada Anda di masa kini untuk kita di masa depan.

Rubrik ini bekerja sama dengan komunitas AKAR

@majalahakar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement