Senin , 15 Feb 2016, 15:26 WIB

Kementan: Sawah Banjir Belum Tentu Puso

Rep: sonia fitri/ Red: Taufik Rachman
Republika/ Yasin Habibi
Petani mencabuti hama rumput liar di persawahan yang ditanami padi di kawasan Batu Ceper, Tangerang, Banten, Kamis (7/1).
Petani mencabuti hama rumput liar di persawahan yang ditanami padi di kawasan Batu Ceper, Tangerang, Banten, Kamis (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Dwi Iswari mengamini sejumlah lahan persawahan tergenang air hujan di masa pertanaman Oktober 2015-Maret 2016 (Okmar). Namun, tidak berarti sawah tergenang dinyatakan puso. Padi bisa selamat jika sawah tidak terendam kurang dari tiga hari.

"Jika pucuk padi tidak terendam 5-10 sentimeter pun, dia berpotensi selamat dari gagal tanam atau gagal panen," katanya kepada  Republika, Senin (15/2). Sawah, kata dia, juga tidak terlali parah diberondong air hujan di 2016 sebab gelombang panas El Nino masih ada di tengah situasi musim hujan.

Ia menguraikan data soal genangan dan banjir di sejumlah sawah se-Indonesia. Pada periode pertanaman Okmar, petani menanam padi di atas lahan seluas 6,03 juta hektare. Dari total luas tersebut, terdapat 31.900 hektare yang tergenang akibat banjir. Luasan tersebut lebih baik dibandingkan tahun lalu di mana sawah terendam air hingga mencapai 102 ribu hektare. 

Dari seluruh sawah yang terendam di 2016, lanjut dia, sawah pulih alias padi selamat dari gagal tanam hingga saat ini seluas 14,8 ribu hektare. Pulihnya sawah disebabkan langkah pemerintah pusat yang berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan petani menyiapkan pompa untuk menarik air. "Kerja sama dilakukan juga antarkementerian, misalnya dengan Kementerian PU memperbaiki saluran irigasi dan tanggul," tuturnya.

Sisanya, lahan sawah tak selamat dari banjir alias puso seluas 7.600 hektare atau hanya 0,13 persen saja dari total yang tergenang. Uraiannya, lahan puso akibat banjir terdapat di Aceh seluas 4 ribu hektare; Sumatera Utara 1.300 hektare; Sumatera Barat 183 hektare; Riau 100 hektae; Jawa Timur 68 hektare; Jawa Tengah 157 hektare; Yogyakarta 3 hektare. Kementan akan terus memperbaharui data soal lahan sawah selamat dan puso akibat banjir.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggulirkan rilis soal data banjir 2016. Selama 1 Januari hingga 12 Februari 2016, terjadi 122 kejadian banjir melanda di 23 provinsi. 14 orang terdata tewas sementata lebih dari 946 ribu jiwa mengungsi dan1.767 rumah rusak. Puluhan ribu rumah dilaporkan terendam banjir dan 281 bangunan fasilitas umum rusak. 

Begitu pula dengan longsor, terjadi 65 kali di 12 provinsi yang menyebabkan 29 orang tewas, 11 orang luka, 1.319 orang mengungsi dan 387 rumah rusak. Puting beliung juga terjadi 103 kali di 17 provinsi yang menyebabkan 2 orang tewas, 34 orang luka, 779 jiwa mengungsi dan 1.660 rumah rusak. Untuk antisipasi banjir, longsor dan putting beliung pemerintah dan pemda mengaku sudah melakukan langkah-langkah antisipasi sejak November 2015. 

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan