Ahad 22 Jan 2017 16:30 WIB

Dua Lembar Uang Seratus Ribuan

Karyawan Bank Indonesia memerlihatkan uang kertas pecahan Rp. 100.000 baru (atas) dan lama (bawah) usai launching uang tersebut di Bank Indonesia,Jakarta, Senin (18/8). (Republika/Prayogi)
Foto:

Genap seminggu setelah pemakaman, aku membersihkan kamar ayah. Ibu menyuruhku agar beliau tak terbayang mendiang ayah. Tetapi, ketika aku membuka almari, tempat ayah menyimpan uang, aku tersentak karena menemukan dua lembar uang seratus ribuan, tergeletak penuh dengan debu. Aku berteriak kencang, memanggil-manggil ibu.

Sekitar setengah menit kemudian, di ambang pintu, ibu membuatku tersentak kaget, "Kamu pasti menanyakan tentang uang itu?"

"Kenapa uang itu masih utuh dan belum disentuh ayah, Bu?"

"Ayahmu tak mau menggunakan uang itu untuk membeli obat meski dia sedang sakit di ujung usianya. Aku harap kamu tidak kecewa menemukan uang itu masih utuh!"

Aku termangu, lalu duduk lemas di tepian ranjang. Aku sungguh tak tahu, kenapa ayah masih menganggapku seperti orang lain. Apa aku ini bukan anaknya?

 

 

Mursidi  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement